Terima Kasih , Anda telah mengunjungi blog saya.

Thank you so much to have you here.
It is about my novels, notes, comments of something, features, short stories and pictures.

Also my products, Furoshiki and Yukata (summer kimono).

Please leave your comments.... thank you
Enjoy it....



Jumat, 16 Juli 2010

Testing masuk UI di Senayan. (1975)

Testing masuk UI di Senayan. (1975)
Share
Dear friends, ini adalah tulisan yg pernah di rilis di milis '76 FIS UI.
Sengaja ditulis ulang untuk kalian, untuk memberikan gambaran 'dulu' masuk UI tuh persiapan ku spt apa. Ini cuma pengalaman versi bloon gue! Silahkan baca ya!

Pagi sekali gue sudah berangkat sama adik-adik dianter Babe en Enyak ke Senayan. Mau test masuk UI lho. Gue waktu itu nggak pernah pergi sendirian, apalagi ke Senayan!
Nggak tahu jalan. Gue pernah kesana nonton PON atau nonton Anjas Asmara main bola, di ajak abang sepupu gue. Ajaib kan! Memang Iya, karena gue punya sepupuan ada delapan, cowok semua, yang cewek cuma tiga termasuk gue. Gue yang tertua, gaulnya ama mereka jadi rada tomboy gitu tapi penakut.

Pagi itu hujan rintik rintik di Senayan. Lalu lintas tidak terlalu ramai oleh mobil, untung gue pake jaket warna pink, rok terusan putih. Sepatu hitam pake kaos kaki putih. Hiik .. hiik! Baju pilihan Enyak, katanya biar kelihatan feminine! Gue heran juga sih! Kaya baju ada korelasi sama hasil test aja ya! Gile beneeerr! Emang ibu gue rada kolot gitu, maklum ortu zaman dulu.

Salah sector

Nah…gue diturunin di Pintu IX Senayan, jadi musti jalan dikit ke stadionnya. Babe langsung ke kantornya di jalan Veteran. Pulang nanti gue akan di jemput sepupu gue. Nggak pede banget deh! Jalan sambil celingak celinguk nyari teman, anak SMA4.
Sayangnya nggak ada satupun!

Takut hujan makin gede, gue lari lari kecil. Pas naik ke atas stadion, lalu menyusuri bangkunya, gue langsung duduk aja. Capek sih!
Eh…. baru aja duduk , ditegor sama mahasiswa yang pake jaket kuning. Melotot pula, biar dia pake kacamata terlihat kok biji matanya!

“Mana kartu ujian kamu haaah! Main duduk aja!” dia membentak gue, bikin gue lompat dari duduk. Ciut lah gue! Yang mem bentak badannya tinggi, gendut, rada item kulitnya, suaranya keras pula! Saking gendut, jaketnya nggak bisa dikancingkan. Gue aduk-aduk tas, nyari kartu ujian, panik pula, jadi susah menemu kannya. Lihat gue ciut dan gugup , dia malah bantuin. Pake kata lembut pula.

“De, lihat kantong jaket, mungkin kamu taro disitu” katanya usul.
Buru-buru gue masukin tangan ke kantong jaket. Bener juga, ada lho. Gue tunjukkin ke dia. Lalu dia betulin kacamatanya yang letaknya rada miring, terus baca kartu gue. Masyaallah! Dia melotot lagi! Aduh Enyak…. Babe tulungin! Gue ciut lagi. Mati deh gue! Kepikiran waktu itu, masuk UI susah banget ya! Jantung gue bunyi dag.. dig … dug. Kaya di ER aja (emergency room di rumah sakit)

“Kamu salah sector nih! Sana tuh, seberang! Dasar! Anak kecil!” gue dengar lagi suara keras si gendut ngomel sambil nunjuk2. Pas gue lihat telunjuknya. “Wwadooow!” Dia menunjuk arah depan gue berdiri. Lapangan luas terbentang, yang duduk di sebrang juga terlihat kecil-kecil. Jauuh banget! Buset dah! Untuk ke tempat test yang benar, di seberang sana, gue harus mengelilingi hampir setengah stadion!
Memangnya gue atlit!
Sebagian peserta test udah pada duduk. Gue mikir, kalo keluar dulu, pasti lebih jauh. Tapi lewat dalam, jangan-jangan dima rahi orang lagi.
Karena nggak pede, gue tanya si gendut. “Kak, kalo lewat dalam, ngelewatin yang duduk itu boleh nggak?” Dia mulai senyum, meski buat gue nggak kelihatran manis sich! Tapi udah nggak galak lagi. Sudah cukup menurunkan ritme jantung gue.

Mungkin karena kasihan lihat gue tampak putus asa, dia bantuin gue. Dia panggil mahasiswa berjakun (berjaket kuning, maksudnya) lain yang berdiri nggak jauh.
“Eh… Ali, anterin nih. Salah sector!” perintahnya ketika mahasiswa itu mendekat.
“Ikut dia sana!” kata si gendut, gue manggut. Lupa bilang terima kasih. Nggak sopan deh! Gue berjalan di belakang si Ali, persis kaya calon bedinde yang baru turun bis AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) di Pulogadung! Ngikutin si Ali ke tempat test yang benar.
Hari itu gue ikut testing masuk UI, dijalan yang benar!

Hasilnya, sekarang gue jadi bagian dari angkatan ’76. Itu pengalaman pertama gue menjadi calon maha siswa UI. Mau tahu nggak siapa dua maha siswa yang membentak dan nganterin gue itu?

Ternyata si gendut adalah Ketua Senat FIS UI waktu itu (1976), yaitu bang Zulfikar Ghazali sekarang pengajar di dept ilmu politiknFISIP UI dan Ali itu adalah wakilnya dia, bang Ali Masbar Akbar. Dua-dua nya mahasiswa tingkat akhir jurusan Ilmu Politik di FIS UI. Mereka yang ’Pentab’ kita, angkatan ’76.
PENTAB itu semacam orientasi untuk mahasiswa bari FIS UI. TAHUN ITU.TAHUN PERTAMA PERPLONCOAN DIHAPUS.

Mas mhmhmh
Kemarin (12/12/2006) gue ketemu sama bang Zulfikar ini di kampus FISIP UI, Depok setelah sekian lama tak pernah jumpa. Masih tetap gendut. Masih pake kacamata. Jadi dosen di Departemen Ilmu Politik. Dia masih inget sama gue, malah inget gue angkatan ’76.
“Ida, ini teman seangkatan kamu kan, mhmhmh” katanya menyebut nama, sambil menunjuk seorang pria bertopi yang berjalan di sampingnya. Namanya nggak usah disebut ya. Biar selalu jadi rahasia milik gue. Gue coba kasih senyuman akrab ke Mas mhmhmh itu, khas anak Kommas! Sok dekat sok kenal. Gue kasih bonus malahan, pake ngangguk gaya Jepang gitu pula! (gue serasa masih ngantor aja deh, kebiasaan kalo ketemu atau dikenalkan sama orang).

Alamaak! Nggak bersambut lho! Dia diem aja! Nggak senyum, nggak bales ngangguk. Apalagi angkat topi, gaya Cowboy masuk saloon & bar di film Wildwest! Mungkin juga si Mas mhmhmh nggak inget gue, teman seangkatan nya! Tapi emang semasa kuliah gue juga nggak pernah ngobrol sama dia kok. Cuma tetap aja malu. Sama bang Zul terutama, karena dia yang semangat. Gue tengsiiin abis! Mau ngomong ’apa kabar’ jadi males!

Sayur, Sayuti, Sayang , Sayonara
Kejadian itu bikin gue langsung kangen dan inget Imam, Henk, Tono yang selalu menyambut gue dan teman-teman lainnya dengan ceria! Malah kalo Henk, selalu panggil kita Say! Entah maksudnya Say ur atau Say uti atau Say ang , Say onara nggak jelas. Tapi hangat gitu deh.

Atau teringat sambutan teman-teman ‘76 lain kalo baru ketemuan. Dengan salam dan senyum pro fessionalnya seperti kang Anton, Khrisna, Bambang Basri, Bambang ‘Pilot’ Subiantoro, Bambang Irawan, Bang Asronald, Mas Harry Parwanto, Mas Djoko Gede, Bung Arief, Yunus, Bahrul, Buddy , Ardy, Arief, Ary , Doel, Dolly, Ilef, Nurbahri, Lubis, Thamrin, Harland dan lain lain.

Teringat juga cium kangen teman-teman cewek ‘76 lainnya. Anak-anak Kommas, Administrasi seper ti Fitje, Ita, Erni, Hanny, Lies, Tita, Anita, Anna. Teman2 dari Sosio, Evelyn, Etun, mbak Yuni, Ria Yudho, Ibu Hadi. Anak-anak Politik, Binky, Baby and Diana. Anak-anak Krim: Tutut, etc.

Melihat begitu banyak daftar nama teman teman itu, gue jadi nggak sedih kok. Nggak jadi kecewa. Cuma satu dua orang yang mungkin melupakan kita. Ya nggak?
Menurut Pschology; Decay Theory (Teori pemudaran), informasi yang kita terima memang akan memudar bersama waktu. Pemudaran itu karena kita secara terus menerus menerima stimulus. Yang paling lama berada dibagian paling jauh. Tertumpuk. Artinya kita sudah tua kok.

Decay & Retrieval
Cara mempertahankan memory atau informasi dari pengaruh pemudaran ada lah dengan meningkatkan Retention yaitu proses mentransfer stimulus/informasi dari ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang. Salah satu nya dengan Rehearsal (pengulangan). Kalau kasus kita, dengan sering reuni, ngumpul, bertemu teman, pemudaran akan berkurang. Waktu Retrieval (perolehan kembali infor masi) akan lebih cepat. Nggak mudah lupa! Meto de peningkatan retention antara lain dengan visual (ketemu), audio (suara, kita ngobrol), dll.
Yang ini teori beneran, bukan karangan gue. Biasanya dipakai dalam rancangan pemasaran, terutama periklanan. Bagian Consumer Behaviors. Nah.. dengan cara itu, kita pasti tidak kehilangan ingat an pada teman.

Ada kutipan yang pas untuk kasus pertemanan atau gue pas-pas in aja:
Three things in life that, once lost, hard to build up:
respect, trust, and friendship.

Gue sok pakai teori segala ya! Padahal gue cuma mau bilang:
Ngumpul sama teman teman itu seru banget! Asyik.
GLU (Group Lupa Umur)


Salam gue,

Ida
Depok, Mulai musim hujan, 14 Desember 2006


1976, PENTAB FIS UI
Written about 11 months ago · ·
Denny Harianta
Denny Harianta
Kenangan yang sangat indah, kalo dilnjutin bisa jad nove tuh mbak. pemilihan diksinya enak dibaca.
August 29, 2009 at 5:06pm · ·
Ida Syahranie
Ida Syahranie
Thanks Denny. Aku punya stock banyak nih. He..he...he. Rencananya akan aku share lagi (terbatas aja)
August 29, 2009 at 5:26pm · ·
Ida Syahranie
Ida Syahranie
Avo, Thanks
August 29, 2009 at 5:26pm · ·
Haryo S.Gum
Haryo S.Gum
Wah... kebayang deh gimana dagdigdug nya. Mau ujian, eh salah tempat duduk. Terus pake dibentak lagi sama senior gendut dan item...he..he..he
Saya tunggu lagi cerita2 menarik seputar UI tempo doeloe...
August 29, 2009 at 7:57pm · ·
Fajri Pradana Putra
Fajri Pradana Putra
Mbak Ida, seru banget pengalamannya, apalagi aku pernah ikutan kerja bareng sama temen2 seangkatan mbak Ida, kompaknya top markotob, aku aja yang kadar nongkrongnya agak lumayan ngerasa belum ada apa2nya dengan kompaknya genk mbak Ida. Selain hobi nongkrong dan jalan2, semangatnya untuk bikin event2 seru jg gak pernah abis. Salute buat mbak Ida dan... See More senior2 angkatan 76.

Ps: kapan2 kalo ada event, ajak2 aku lg ya mbak, aku pekerja keras, dan bisa bekerja sama dalam tim, serta gak lupa sama teman (nyindir teman seangkatan mbak Ida yg tak bernama) hehe. Oiya, selamat berpuasa ya mbak.
August 29, 2009 at 8:27pm · ·
Ida Syahranie
Ida Syahranie
‎@ Haryo: Thanks, pasti deh aku kasih dongeng sebelum tidur lagi. Jadul banget ya? Itu cerita mungkin kalian belum lahir ya?

@ Fajri: Thanks, katanya sih '76 paling kompak. Tapi tdk eksklusif kok. Nanti 9,10,11 tour Padang Bukittinggi kan '76Plus (dari '71 s/d thn 80 an yang partisipasi).
Pasti aku ajak, ada ide mau Spekun (speda kuning) keliling kampus bareng alumni. Aku tawari BEM FISIP UI, Thomas. Belum bersambut. Kalian aja deh, anak Ekstensi unjuk gigi!
August 29, 2009 at 8:43pm · ·
Dodot Maridot Hehey
Dodot Maridot Hehey
Indah!
Sumpah!
Ngenang masa lalu.
Ky ikut ngrasain sendiri.
Kyknya momen2 kèk gt g bs dtmuin skrg.
Ujian gampang. Peserta dikit.
Huhu...

Betul, dibukuin aja kisah2 jadul seangkatan...
Bagus..
August 29, 2009 at 9:14pm · ·
Ida Syahranie
Ida Syahranie
Dodot Garul; thanks ya
August 30, 2009 at 4:00am · ·
Japrak Haes
Japrak Haes
wah mwmorinya masih bagus sekali, bagaimana ya anak sekarang disuruh seperti itu...?
August 30, 2009 at 11:04am · ·
Servo Caesar Prayoga
Servo Caesar Prayoga
Surprise sekali melihat gaya penulisan mbak Ida, sangat merelfeksikan jiwa dan semangat calon mahasiswa...tulisan ini patut dibaca oleh setiap para mahasiswa baru, karena mereka dapat mengambil nilai2 positif dari sejarah didalamnya...

"Ada kutipan yang pas untuk kasus pertemanan atau gue pas-pas in aja:
Three things in life that, once lost, hard to build up:
respect, trust, and friendship."... nice quote, Mbak Ida... [^_^]
 
August 30, 2009 at 12:27pm · ·
Irfan D Dangoe
Irfan D Dangoe
terlalu indah untuk dilupakan... begitulah memori.
 
August 30, 2009 at 1:58pm · ·
Djoko Waluyo
Djoko Waluyo
Dear Ida,
Boleh juga daya ingatmu,memory masih kuat.Tapi skrg tinggal kenangan indahh. Nilai daya hidup,perjuangan masih bs dipakae sampe skrg, bahkan sampai kita tua.Boleh info yang lain kamu munculkan..Tks.salam dw
 
September 17, 2009 at 11:32am · ·

Tidak ada komentar:

Posting Komentar