Terima Kasih , Anda telah mengunjungi blog saya.

Thank you so much to have you here.
It is about my novels, notes, comments of something, features, short stories and pictures.

Also my products, Furoshiki and Yukata (summer kimono).

Please leave your comments.... thank you
Enjoy it....



Kamis, 11 Agustus 2011

Selamat Menunaikan Ibadah Ramadhan


Forum or Union?

Dear friends,

Terkait dengan sistem remuneration yang 'kisruh' dan notes serta comments di FB, maka diskusi tentang ini di kampus sudah rame juga. Kemarin , saat mengajar di D3kom/Iklan, untuk angkatan 2007, saya didaulat mahasiswa untuk 'curhat soal ini' seharusnya itu adalah sessi presentasi mereka, tapi mereka minta dengan sangat untuk aku cerita kan. Biar mereka jelas.

Mereka sangat simpati pada apa yang Dosen hadapi. Minta kita melakukan 'perlawanan' Demo mbak, kata mereka. Tapi dari diskusi, mereka juga mengkhawatirkan kelangsungan studi mereka. Kuatir, bagaimana kalo dosen nggak mau mengajar lagi? Apa jadinya kalau mereka yang sebentar lagi memasuki pengerjaan tugas akhir dan perlu pembimbing para dosen LB? Pokoknya, pertanyaan dan kekhawatiran mereka besar juga. Malah mereka tanya soal Aa Gum segala! Cuma soal Aa ini aku males jawab, takut dikira kuliah infotainment.

Jadi ada kemungkinan teman2 DLB nanti juga akan di daulat mahasiswa untuk testimoni di kelas juga ya. Rasanya mereka ada di pihak kita kok.

Dari pertemuan dengan Dosen Tetap, ada usulan untuk kita membentuk Forum Dosen UI. Malah seorang DT lainnya sudah di hubungi seseorang yang bekerja di LSM/ILO agar bikin Serikat Pekerja saja!
Menurut saya, ini usul yang bagus. Bagaimana teman2?

Salam,

  • Thanks for nice Info Mbak Ida, kita akan info ke Mahasiswa Broadcast, spy mereka tau Honor Dosennya yg kurang jelas.
    November 13, 2009 at 6:56am ·

  • Masmimar Mangiang
    Pendapat saya adalah sebagai berikut;
    1. Jika ingin membentuk himpunan, beri saja nama “forum”, tapi tidak dalam semangat serikat pekerja. Posisi para dosen tetap tidak tepat di dalamnya jika “forum” itu dibuat dengan semangat serikat pekerja. Jika hanya dosen tidak tetap yang membuat forum, itu hanya akan jadi dinding pemisah dengan dosen tetap. Seandainya dosen tetap dan dosen tidak tetap bergabung dalam forum itu, jadikanlah forum ini sebagai arena tukar pendapat, dan tentu saja harus dimanfaatkan untuk pengembangan mutu pengajaran.
    2. Mengenai sistem remunerasi, saya hanya berharap, manajemen tertinggi di Universitas Indonesia dapat membuat pertimbangan-kembali, dengan wajar, dan dengan hati yang lapang. Di tengah situasi ekonomi yang belum beres, dan dalam suasana orang bicara tentang kenaikan take home pay (antara lain untuk aparat penegak hukum) hampir tidak masuk akal ada kebijaksanaan yang membuahkan penyusutan imbalan.
    3. Marilah kita bersepakat untuk tidak mengorbankan mahasiswa dan pengajaran sehubungan dengan urusan remunerasi ini. Mahasiswa adalah anak-anak didik yang tidak bersangkut-paut dengan masalah ini, dan mereka tidak boleh dirugikan.

    Pendapat saya ini mungkin tidak akan populer. Seandainya ada yang tidak setuju, tentunya tidak akan jadi masalah. Demokrasi memberi tempat untuk pendapat yang berbeda.
    Salam untuk semua

    November 13, 2009 at 7:07am ·

  • Dedy N Hidayat

    Saya termasuk orang yang secara pribadi diuntungkan, saat ini, karena mempunyai posisi struktural dan gelar doktor (yang relatif mudah pesiar kemana-mana di luar UI); dan banyak juga DTidakTetap yang juga diuntungkan (mungkin karena kesalahan accounting atau sistem yg masih coba2). Tetapi sebagai lembaga, memang UI nampak keteteran mengejar target-target medali Olympiade, padahal dari segi SDM masih belum kuat, masih sangat tergantung pada DTT, baik dari segi kuantitatif (ketersediaan) ataupun dari segi kualitatif (kompetensi, penguasaan bidang ilmu, pengalaman sebagai praktisi). Sementara itu, sebagai BHMN, hampir semua rules masih dibuat dan dijalankan oleh birokrat yang kurang memiliki wawasan akademik, sehingga banyak aturan yang mengganggu kegiatan dan keleluasaan pengembangan akdemik. Kita seolah turun berlomba ke sirkuit Formula One dengan mengendarai Bajaj. Memang yang pertama diperlukan adalah sebuah Forum, untuk share opini; apakah nanti perlu dibentuk Serikat Pekerja Industri Jasa Pendidikan atau tidak akan tergantung kesepakatan-kesepakatan dalam forum (Kalau Bung MM memang pasti nggak setuju adanya serikat pekerja, karena dia mantan kapitalis media). Penting pula dicatat bahwa forum tersebut perlu menjalin kerjasama antar fakultas. Amin

    November 13, 2009 at 7:39am ·

  • Ida Syahranie
    Wah... terima kasih atas comments 2 seniorku ini.


    Bang MM, tidak terlintas sedikitpun saya atau DTT yang lain (rasaanya) untuk 'mengorbankan' mahasiswa kita. Saya sampai menitikkan air mata haru ketika Tyo saat makan malam di Takor kemarin mengucapkan dia sangat mencintai mahasiswanya. Untung kami makan di meja yang agak gelap! Dia tak memperhatikan air mata saya mengalir. Tapi mungkin dia heran, mengapa nasi saya begitu lama baru habis.... sulit menelan.

    Mas DNH: Alangkah jujurnya Anda menyikapi ini sebagai seorang struktural. Arigato gozaimasu!
    Ini sebuah pengakuan atas keberadaan kami DTT.
    Dosen Luar Biasa,
    Biasa di Luar,
    Di Luar Biasa Aja

    November 13, 2009 at 9:36am ·

  • Tyo Samadengan Wing waaaaaahhh ini foto kita pas di ac nielson ya mbak...kita dukung kok demi kemaslahatan umat..
    November 13, 2009 at 2:31pm ·

    Vashti: Saya setuju dengan ADANYA FORUM tersebut dan memang sebaiknya sesama dosen baik LB dan Tetap dapat bersatu. Namun kami juga merasakannya bahwa dukungan penuh dari dosen tetap juga belum utuh. Satu -dua orang sangat perhatian dan mencoba membantu kita.

    Saya juga berharap kita jangan terjebak dengan "Gebyar Wacana", karena seringkali jadinya seperti ini. Kalau memang ingin membuka komunikasi untuk mengatasi masalah, ajaklah kita juga dalam rapat yang dilakukan oleh Dosen Tetap. Jangan kita hanya diminta menulis masalah-masalahnya. Ibaratnya: Berdiri sama tinggi, duduk sama rendah, jongkok ya... nongkrong bareng don!

    Saya terus terang sudah menyiapkan Pin untuk dibagikan kepada dosen luar biasa yang memang merasa senasib sepenanggungan untuk memakainya sampai semua kekacauan dan kebrengsekan ini teratasi. Siapa pun yang tertarik, silakan kontak saya. Karena keterbatasan dana, saya sedang produksi belum terlalu banyak.

    Dengan kejadian ini, terus terang saya sebagai dosen LB merasa tidak dihargai sama sekali. Jerih payah yang kita lakukan dianggap angin lalu.

    Mengenai serikat pekerja, saya juga tidak setuju. Bukan karena pernah jadi mantan kapitalis media, atau lama di dunia komersil. Tapi jadinya kita mencap diri kita sendiri sebagai BURUH. Meskipun bener sih... kita buruh kerah putih. Kita ini adalah orang-orang profesional yang memilih jalur pendidikan untuk memperbaiki yang sudah ada.

    Mbak Ida, Mb Tyo, Yanti, dkk lainnya... saya mengharapkan jangan kita berhenti... terus bersuara!!
    November 13, 2009 at 6:10pm ·



    • November 13, 2009 at 6:10pm ·

    • Endang Setiowati Hoetomo
      mungkin bukan serikat pekerja atau serikat buruh... mungkin seperti asosiasi profesi... yang berbadan hukum jadi legal .. asosiasi ini membantu angota2nya .. macam PWI atau AJI (aliansi Jurnalis Indonesia) yang membela anggotanya ketika mereka mendapat masalahbukan saja dengan atasannya tapi juga dengan maslah2 hukum lainnya kecuali ybs tersangkut tindak kriminal yang gak berhubungan dengan profesinya.
      Dosen kan kaum profesional bukan kaum pekerja.. apalagi buruh..

      November 13, 2009 at 8:30pm ·

    • Ida Syahranie
      Mbak Vashti: Notes saya adalah tawaran opsi Serikat atau Forum. Diskusi kita berempat sebelumnya (dgn Tyo, dan Yanti) sebetulnya menginginkan Forum saja. Namun untuk membentuk forum, proses 'invite' dosen lain harus kita lalui, tentu saja dgn menjelaskan dst. Saya sudah melakukannya ketika bertemu dengan dosen2 lain. Misalnya dengan dosen LB dari Kom minggu lalu saat mau mengajar di ekstensi. Jawaban negatif yang saya dapatkan, karena dia menyatak sejak semula mengajar di UI bukan karena honornya!

      Dengan yg berada di struktural juga saya lakukan; jawabannya begini: " Tenang aja, nanti yang kurang akan dibayar" Nggak jelas banget deh! Sementara staff dia bilang, kami ndak bisa menerangkan apa2 ttg remunerasi itu. Lha... bagaimana si boss bisa jawab seperti itu?

      Saya liat ini masih beragam tanggapannya. Jadi menuju pembentukan forum masih perlu upaya. Via bagi2 Pin, persuasi dll. teruslah bergerak dan bertindak. Semua yang merasa peduli. Makan cepat terbentuk makin baik. Terima kasih

      November 13, 2009 at 8:51pm ·

    • Vashti Trisawati Abhidana Sip mbak... aku memang belum buat yang komunitas karena pas lagi ada urusan lain juga. Mo nyari referensi dulu, biar cakep. Aku start dengan pin dulu deh ya... kita bisa ketemuan lagi untuk ngobrol?
      November 13, 2009 at 9:18pm ·

    • Vashti Trisawati Abhidana
      Yang dosen lain punya tanggapan begitu, biarin ajalah. Bisa jadi karena mereka memang tidak merasa jadi masalah. Tapi seperti Jaja dan ada satu lagi yang juga LB dan masik kerja di industri, sudah merasakan ketidakberesan ini dan mendukung kita.

      Saya sih prinsipnya, if someone want to join the cause... come and join. Kalo enggak mau juga enggak apa-apa... kita kan juga nggak memprovokasi kan? Hanya saja memberikan informasi. Kalaupun pada akhirnya ikutan juga, ya mari silakan. Yang penting kita tetap pada pendirian kita. MAJU DAN BERSUARA!!

      November 13, 2009 at 9:22pm ·




    • November 13, 2009 at 9:22pm ·

    • Henny S Widyaningsih
      Halo mba ida dan teman2,saya sangat prihatin dengan kasus remunerasi terutama untuk dosen2 tidak tetap. Saya sangat menghargai jasa2 dosen tidak tetap disela2 kesibukan di pekerjaannya masing2 masih mau membantu ui untuk mencerdaskan calon2 sarjana di ui. Saran saya sebelum bertindak atau membentuk apapun, apakah sudah ditanyakan baik2 secara resmi dari teman2 kepada pihak yang berwewenang dlm hal ini? Apakh tujuan dan prospek mendatang dengan remunerasi ini sudah jelas bagi teman2? Informasi ini menjadi penting sebagai informasi publik yang harus diketahui oleh setiap dosen, mengingat UU Keterbukaan Informasi Publik akan diberlakukan 1 mei 2010 yad.....

      November 14, 2009 at 12:46am ·

    • Endang Setiowati Hoetomo
      Mbak Henny, kami sudah menanyakan ke masing2 kaprodi, juga ke bagian keuangan.. mereka semua juga tampaknya masih sama2 gelap... ada kaprodi yang proaktif ada juga yang kurang proaktif sama kondisi ini mbak... bagian keuangan bilang nggak tahu kenapa bisa begitu. Bagian data entry yang ngasih kita rincian juga nggak tahu. Mbak Ratna yang kabarnya ikut trainingpun begitu lihat rincian kita dan tadinya menjelaskan ttg index2 yang ada di perincian gaji itu akhirnya juga bingung... kita sih minta yang jelas2 aja deh..dengan bahasa manusia .. jangan pakaibahasa "dewa". sebagai contoh ya mbak... biar di forum terbuka ini kubeberkan salah satu penghasilanku yaitu di D3Komunikasi... dulu sebelum remunerasi komponen honorku...

      Honor dasar SKS: 68.000
      Lama mengajar : 10.890
      Keahlian : 33.751
      Pendidikan : 11.339 +
      Honor dasar/sks : 124.016 karena saya ngajar 3 SKS, maka honor sekali ngajar 372048 dipotong PPN 5% netto jadi 353.445/sekali ngajar kalau sebulan saya ngajar 4 kali maka saya akan mendapatkan 1.413.780 untuk satu mata kuliah dan satu kelas. Tapi sekarang... total yang saya dapatkan cuma 780 ribu/kelas untuk 4 kali mengajar... Memang ada yang namanya honor dr Universitas, honor fakultas, terus ada indeks universitas, indeks fakultas dll yang membingungkan tapi totalnya jadi 780 ribu/kelas/4kali ngajar.

      Lucunya lagi, saya ngajar 2 kelas di D3 masa honor kelas pertama lebih kecil dari kelas kedua. Demikian juga di ekstensi terjadi penurunan honor dan honor kelas pertama dan kedua dengan matakuliah yang sama tetapi honornya beda. Lebih lucu lagi di S1 reguler.. saya menjadi asistennya mbak Yeye honornya lebih besar dari saya menjadi dosen utama di mata kuliah yang lain. Memang utk S1 reguler terjadi peningkatan honor yang amat signifikan dibanding dulu. Kalau dulu ngajar S1 reguler kan memang benar2 pengabdian. Nggak pernah mikir honor deh. Tapi tetap saja aneh penghitungannya. Yang kami ingin kejelasan adalah 1. kenapa honor kami di D3 dan S1 ekstensi berkurang? 2. Atas dasar apa perhitungan2 honor yang sekarang itu berlaku? gimana sih komposisi honor sekarang? 3. Kalau honor S1 reguler bertambah itu memang sudah seharusnya, karena masa sebulan honor nggak pernah sampai 300 ribu sih? gedean gaji pembantu gue he..he.. :)

      begitu mbak Henny.... kalau kata mbak Ida ada dosen tidak tetap yang bilang dia gak mikir honor... kan gak sampai 10 menit kemudian, setelah dia dapat slip honor dari Zul bulu kemudian dia mencak2 marah juga... jadi pada dasarnya kami itu bukan mata duitan... kami cuma minta penghargaan yang pantas... jelasin dong... kami dosen luar biasa,yang biasa di luar, dan di luar biasa aja (mengutip istilah mbak Ida) ini kan nggak pernah dianggap... nggak pernah ada rapat/pertemuan ttg hal ini pada kami dosen LB/TT. Kalo ada "keriaan" kami kan juga gak pernah diundang karena kami dianggap orang luar. Padahal buat kami khususnya yang alumni komunikasi UI, kami nggak merasa kami orang luar. Kami cinta almamater kami lho! Kami cinta adik2 mahasiswa/i. Kami ingin membagi ilmu kami buat kecerdasan generasi FISIP UI mendatang lho! Sedih lho mbak kalo ada yang bilang,"Tyo... kamu gak ikut .... (menyebutkan salah satu kegiatan yang diadakan utk dosen tetap)? Oh ya... kamu kan dosen tidak tetap ya". Seolah2 seperti "You are not belongs to here". Atau "you shouldn't have been here".

      November 14, 2009 at 1:50am ·

    • Ida Syahranie
      Mbak Henny, saya tag note saya ini ke Mbak karena saya merasa anda ada di Lembaga baru iotu. satu2nya wanita dan dari Komunikasi pula. Bagaaimana kalo mulai bantu 'utik' dari UI dulu dibantu supaya Aa yang ngganteng itu beserta para hulubalang ngerti bahwa perlu bicara pada para dosen LB. Saya juga perlu tambahkan, katanya ada perbedaan honor dgn berdasarkan strata pendidikan . Tp Tyo yang S2 dan saya yang S1, terima sama lho 780.000,- Lha... ini maksudnya apa? Sudah dirugikan, dilecehkan pula.

      Tp kami masih berterima kasih, meski dianggap orang luar, selama ini kalo ada hajatan besar, kami masih diundang untuk jadi panitia (maksudnya suruh kerja!). nah kalo acar gini, kami dianggap orang dalam, You belong to me!

      November 14, 2009 at 5:48am ·

    • Ida Syahranie Vashti: Silahkan, aku ok hari Senin, selasa, Kamis, Jumat (Pengangguran he...he), diatas jam 11. (gue yoga dulu ya)
      Yanti, Tyo bgmana?

      November 14, 2009 at 5:51am ·


        • November 14, 2009 at 5:51am ·

        • Vashti Trisawati Abhidana
          BRAVO Mbak Tyo...! Gaji saya juga mengalami kesalahan, karena katanya dimasukkan dalam perhitungan PNS & BHMN (Xu + Xf), tapi "skema lain" (Xf2) kosong, yang kelihatannya "skema lain" adalah upah harian per kedatangan. Kemungkinan besar semester depan perhitungan (Xu + Xf) juga akan dihilangkan karena saya bukan PNS atau BHMN.

          Nah... kalau (Xu + Xf) didapatkan oleh PNS atau BHMN, apakah mereka tetap mendapatkan yang "skema lain"? Karena setahu saya, setiap datang "jangan sampai ada 2 dosen tanda tangan", karena upah hariannya akan dibagi dua. Asumsinya, maka kalau dosen PNS + BHM datang, dia berhak juga dapat upah harian.

          Berhubung SIAK-NG saya juga kacau di sistem (maaf bukan saya yang melakukannya), sehingga skema penggajian saya pun perhitungannya amburadul tidak karuan! Saya lihat di nama saya lainnya, hanya dapat upah harian S1 Rp 225.000, yang pastinya memang naik dari Rp 82.000, tapi dengan penurunan di D3 dan Xtensi seperti yang terjadi pada dosen LB lainnya, nah... apakah UI merasa bangga dengan kenaikan ini? Aduh... itu mah subsidi silang! Apalagi sekarang yang diterima 'dialgojo' setengahnya.

          Saya juga mendapatkan info bahwa kemungkinan kita akan digaji "flat rate" Rp 700.000 per bulan. Apakah ini pengejawantahan dosen LB dibayar Rp 780.000 sekarang?

          Belum lagi saya sampai detik ini BELUM DIBAYAR oleh VOKASI! Dengan alasan transfer mental. Ya ampun... nomor rekening saya tidak pernah berubah, ngajar vokasi juga sudah dari setahun yang lalu. Nah... mau ngadu Vokasi kemana coba? Gedung juga belum ada, petingginya... hanya ketemu sekali. Terus kalau mental, apa harus ditunggu sampai bulan berikutnya untuk seterusnya.

          Belum lagi dosen-dosen yang ngajar seperi bahasa Inggris, Bahasa Indonesia dan mata kuliah sejenis. Di mana mereka mengadu? Mereka tidak ada 'home base' untuk ambil slip gaji. Mereka dosen-dosen senior, mata pencahariannya juga dari UI.

          Saya dari dulu prihatin dengan gaji dosen S1 Rp 75.000-Rp 82.000. Layak ya orang dibayar segitu? Kalau bawa dosen tamu, dibayarnya juga sekarang Rp 300.000,- Apa kata mereka yang UI sekolahnya sudah termasuk mahal? Memang mereka tidak komentar, tapi saya pribadi MALU setengah mati, karena saya setidaknya mewakili UI. Jadi penguji ahli untuk sidang, dibayar Rp 40.000. Lha ya masa' orang luar disuruh naik sepeda kuning UI untuk pulang? Karena ongkos taksi aja nombok. Aneh bukan yang malu adalah dosen luar biasa UI dan seperti Mbak Tyo bilang, kita ini dianaktirikan juga sama dosen tetap untuk hal-hal tertentu.

          Urusan ini pernah saya bawa ke forum... hasilnya: saya di-black list tuh tidak ngajar 2 semester kecuali di D3, karena program melihat kompetensi. Alasan saya ditangguhkan 2 semseter:"Ah dia rese', mata duitan." yang lainnya,"Dia gak cocok karena disiplin." Lucu sekali... dan saya terima kasih dibilang mata duitan. Gimana mau mata duitan, lha wong bayarannya gak bisa bayar pengasuh juga.

          Kalau kita bersuara, kita pada akhirnya berjuang sendiril Nanya kepada yang berwenang, jawabannya juga gak jelas.

          Pertanyaan saya sederhana: Seandainya kita tidak bersuara seperti ini, apakah departemen dan fakultas dengan dosen tetapnya akan bertindak sesuatu untuk membela dan melindungi kita? Buktinya, HARUS DOSEN LB sendiri jugaaaaa yang nanya. Begitu nanya, jawabannya banyak versi atau bungkam sama sekali. Ayo dong... mana dukungan Bapak/Ibu Dosen Tetap secara nyata?

          Kalau UI saja memperlakukan dosen seperti ini, bisa dibayangkan universitas lain mencontohnya. HANCURLAH PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA! Lihatlah eksesnya, gambar besarnya akan seperti apa.

          Terus di mana-mana gaji itu naik. Kecuali kalau kita hidup di jaman Daendels! Tidak digaji tapi kerja paksa bow!!!

          last but not leat, kuping saya paling panas kalau mendengar,"Ah dosen LB kan dapat penghasilan dari sumber lainnya, jadi gak pentinglah dari UI." atau,"Kan masih punya suami yang kerja, jadi kan masih ada penghasilan lainnya."

          Enak aja! Your answers are really soothing and genius! Two thumbs up!!!

          November 14, 2009 at 9:26am ·

        • Karina Padmiastari
          wah.. di foto ini pasti senior" saya (angkatan pacar.. hoakakakakaka..) juga pasti bakal terus ngebantu.. we all can't forget who made us like this anyway.. jadii.. klo mau buka forum yah monggoo.. ntar saya ajak mantan mahasiswa dosen" iklan UI ini..

          udah mba.. blajar tetep.. tapi di luar aja..
          ato seminggu kita rela deh ga masuk kelas (tapi bisa diganti kuliah diluar ato rumah dosen ato libur :c) dalam rangka 'demo' tapi kompakan juga sama dosen yaa.. tapi jangan lebih dari seminggu.. sayang uang nya.. (althou uang kita ga sampe ke tangan yang seharusnya juga sih..)

          btw, saya dengar dari mba vashti katanya dosen juga harus ngabsenin mahasiswa via online yah kalo ga salah dengar(maaf saya ikan dory jadi ingatan parah banget) pertanyaan terbesar saya adalah, apa kerja sekretariat kalau begitu??
          kenapa masalah ini tidak di rembukkan bersama dengan mba Nina saja sekalian? mungkin suara beliau lebih didengar oleh dumdummy

          November 15, 2009 at 12:01am ·

        • Ida Syahranie
          Karin: betul itu foto kami jalan ke Nielsen,sengaja aku pasang, biar kalian ad'07 ngiri ya! My happy times with them all. Beneran. Soalnya ada yang kebelet kencing di bus yang kena macet, ada yang kecedut pintu gedung yang kacanya 'clear' banget ... seru!

          Makasih ya untuk dukungannya.
          Sebetulnya saya juga masih belum jelas kenapa soal absen segala ini jadi urusan dosen. On line pula, kan sosialisasi nya kapan, ndak ngerti saya. Mbak Nina sudah kita ajak bicara dan sedang berusaha untuk menjembatani masalah ini.

          Soal demo... mungkin opsi terakhir ya, apalagi sampai mhs yg seharusnya belajar di kelas dikorbankan.
          Tapi kalo macet... boleh juga tuh... sambil aku nostalgia '78 an... .
          Saya lebih mengedepankan dialog dulu, semoga para 'pejabat' itu berminat bicara dengan kita, dosen LB. Selain itu 'awareness' ke civitas akademika UI ( FISIP UI, khususnya) akan issue 'unfair remuneration for us'. Ini kaya Social marketing aja deh. Thanks

          November 15, 2009 at 8:48am ·

        • Vashti Trisawati Abhidana ‎2Karina: terima kasih atas simpatimu. Semoga juga mahasiswa lainnya punya rasa simpati yang sama.

          Sedapat mungkin mahasiswa tidak dikorbankan... apalagi udah deket Idul Adha, gak bisa korbanin kambing/sapi, gak mungkin kan penggantinya korbanin mahasiswa? Hahaha... kejam.

          Dialog pasti jadi pilihan utama, asalkan makhluknya bisa diajak dialog aja. Tabiq

          November 15, 2009 at 9:02am ·

        • Dedy N Hidayat ‎@ Ida Syahranie: Saya hanya titip pesan, sebelmnya perlu informasi yang jelas, agar tahu tepat pihak mana yang akan diajak berdialog, atau bagaimana letak permasalahannya (masalah kebijakan atau masalah teknis, seperti teknis transfer Bank, dsb.). Dari kasus yang saya temui,ada juga DLB yang terkaget-kaget memperoleh berlipat . . . jauh di atas pensiunan Guru Besar yang sama2 masih aktif mengajar dan membimbing.
          November 15, 2009 at 10:00am ·

        • Henny S Widyaningsih
          Ok mb Ida, lepas dari ada DLB yang gak protes , ini adalah contoh informasi publik yang wajib disampaikan ..apalagi jika sudah diminta oleh pemohon informasi...kalau menurut UU KIP pemohon bisa menunggu 10 hari ditambah 7 hari, kalau belum ...See More

          November 15, 2009 at 12:03pm ·

        • Ida Syahranie
          Terima kasih Mas Deddy. Karena saya sdh pernah tanya ke 2 Kaprog, dan mendapatkan informasi bahwa semua kebijaksanaan berasal dari Rektorat. Mereka, atau bahkan Mas Aeb atau siapa yg orang staf Dekanat menyatakan tidak bisa memberikan penjelasan soal 'kebijaksanaan maupun tehnis pelaksanaan kebijaksanaan itu' Saya rasa teman DLB lain juga mendapat info yang sama. Maka rasanya, ke si pembuat kebjaksanaan (meski saya denger ada rapat di Departemen, tapi hanya terbatas untuk dosen tetap!!!) kami ini harus bertanya/dialog? Apa Anda punya saran lain? Thanks

          November 15, 2009 at 1:26pm ·

        • Ida Syahranie Mbak Henny... terima kasih masukannya. Have a nice week end.
          November 15, 2009 at 1:28pm ·

        • Vashti Trisawati Abhidana ‎2Mbak Henny: terima kasih infonya... meski kudu nunggu 2010... yang udah pastikah? Hmm... Sejumlah notes pedas saya sudah di tag situs atas bantuan mahasiswa katanya dibuka oleh humas UI. Kita lihat deh sajauh apa kecepatan dalam mengatasi krisis ini.
          November 16, 2009 at 9:12pm ·

        • Karina Padmiastari
          tulis di kompaasss!!!!
          kalo udah gatel pengen nabok yah.. nabok secara halus tidak dengan cara harafiah.. toh pasti beliau yang menjabat di pemancingan danau ui juga kena..
          keluarga saya sih bt waktu saya ceritakan tentang hal ini..
          hell its h...See More

          November 16, 2009 at 10:03pm ·

        • Vashti Trisawati Abhidana ‎2Karina: nuhun buat dukungannya. Koran besar belum mau melakukan hal ini karena punya sikap berhati-hati. Aku rasa semakin banyak orang punya perjuangan yang sama, akan bisa menyamai kok dengan kasus cicak vs buaya atau kasus besar lainnya. Selamat bersosialisasi. Biasa... anak komunikasi emang tak selalu komunukatif. Hahaha
          November 16, 2009 at 10:12pm ·

        • Karina Padmiastari hmpfhh.. tapi kan masih banyak cara buat berkomunikasii..
          lewat internet.. lewat gambar.. iklan.. etc..
          anything but verbal..for me at least..

          November 16, 2009 at 10:26pm ·