Terima Kasih , Anda telah mengunjungi blog saya.

Thank you so much to have you here.
It is about my novels, notes, comments of something, features, short stories and pictures.

Also my products, Furoshiki and Yukata (summer kimono).

Please leave your comments.... thank you
Enjoy it....



Jumat, 16 Juli 2010

Dosen LUAR BIASA, BIASA DI LUAR, DI LUAR BIASA AJA, BIASA AJA DI LUAR (Part two)


Dosen LUAR BIASA, BIASA DI LUAR, DI LUAR BIASA AJA, BIASA AJA DI LUAR (Part two)

Menjadi Dosen Luar Biasa (DLB) FISIP UI yang non Pegawai Negeri Sipil menarik lho.
Apalagi kalau kita juga alumni. Karena tidak saja bertemu dengan mantan dosen kita dulu semasa kuliah, tapi juga bertemu dengan teman-teman lama. Atau punya tambahan teman baru. Mencoba menggunakan fasilitas di FISIP UI ini menarik lho.
Silahkan meneruskan membaca noteku (part two) ini.

1.Manager on duty
Aku yang masuk FIS UI 1976, Tyo (1980, Yanti 1983 dan Vashti 1985, adalah yang pernah merasakan suasana kampus Rawamangun. Lalu kini mengajar di Kampus Depok yang asri, full facilities. Lalu coba membandingkan kantin di Rawamangun yang setara ‘lapo tuak pinggir jalan atau warteg’ dengan deretan restoran Korea dan Bloc cafe sekarang...wah jauuh banget bedanya. Membanding kan perpustakaan dulu yang bikin gerah dengan Miriam Budiardjo Resource Centre (MBRC) yang full AC, sofa yang empuk dan nyaman, meeting room yang fully equiped. Wuih.... heibat ih FISIP sekarang!

Apakah itu semua bisa di akses dengan mudah oleh para DLB???? Ha...ha....ha jangan naif lah! Masuk en liat2 oke lah!
Pinjam komputer atau akses internet? Jangan asal deh, kudu tanya2 dulu! Udah punya password belum? Kalo belum, sana minta ke pusat. (ini butuh waktu lho...)

Mau pinjam ruangan buat diskusi bimbingan mahasiswa dong! Kan kami DLB nggak  punya kantor apalagi meja disini. Ruang tunggu ala klinik juga nggak ada!
Apa jawaban para staf di ruang MBRC yang dari luar kelihatan sangat waah itu? Beragam... tergantung pada siapa orangnya yang bertugas.

Kalo sudah kenal dari dulu, sewaktu di Rawamangun, jawabannnya begini: ” Ruang yang itu ya mbak! Silahkan....silaahkan!” he...he....he.... thank you Mas! Aku dan Tyo lalu gabungin mahasiswa kami dalam satu ruangan, terus bimbingan skripsi deh. Nyaman juga sih ada AC, ruangan tenag, ada whiteboardnya, meja lebar, bisa gelar buku, laptop beberapa biji, kursi empuk pula. Ide lancar mengalir!

Ada saatnya upaya pinjam itu tersandung staf yang tidak mengenal kami. Kamis lalu (Nov 2009), setelah mengajar di D3kom lewat jam 16.00 wib aku sudah janjian dengan 3 mahasiswa Ekstensi untuk bertemu di MBRC, juga dengan 1 tim mahasiswa D3kom. Dengan Tyo juga, sudah pasti.

Aku datangi counter MBRC, seorang staf pria berpakaian batik sedang menulis sesuatu. Aku sapa dia, dan menyampaikan keinginanku untuk pinjam ruang rapat sambil menunjuk ruang yang aku maksud. Ruang rapat berkapasitas 10 orang itu berdinding kaca kosong. Dia menoleh ke arahku, tanpa senyum! ” Sudah bikin surat?” jawabnya dingin... sedingin AC MBRC, sambil melanjutkan menulis.
Aku putuskan untuk negosiasi ” Mas, ini untuk bimbing skripsi mahasiswa doang, masa pakai surat? Kan minggu lalu saya juga pinjam disini” Jawabannya ’menakjubkan’......teteup tidak bisa! Surat deh musti ada.
Dulu (2008 deh seingatku), aku juga pernah di tolak seperti ini, oleh seorang staf wanita disitu. Dia malah minta SK Dekan ttg tugas mengajar, bahwa aku memang pengajar di FISIP UI! Haa....?!!

Ya ampun.....repot amat seh! Masa musti pulang dulu, nulis surat atau cari file. Apa dia nggak tahu, kalau SK dekan tuh turunnya lamaaaaaaa banget!. Semester hampir berakhir, kita baru terima Sknya. Jadi ngajar dulu, baru ketetapannya muncul Bu!

Kenapa nggak kaya di universitas swasta di kampung Tangerang sana tuh, mahasiswa, dosen tetap atau dosen tidak tetap atau karyawan dikasih name tag dengan foto diri yang digunakan untuk semua akses! Ya digunakan buat buka pintu masuk atau keluar, sebagai identitas diri, yang untuk nopeg, ya buat pinjam apa aja di perpustakaan ya password akses internet. Itu name tag juga harus digantung di leher selama berada di lingkungan kampus. Jadi nggak ada lagi pertanyaan melecehkan atau tanya2 soal SK segala. Bahkan kita bisa tarik name tag mahasiswa bila mereka dihadapan kita berani merokok! (karena kawasan bebas rokok sih!).
Jadoel wooiii! Zamannya sudah ’paperless Bu! He... he...he... masih teringat Rawamangun ya?”

Balik lagi upaya pinjam ruangan tadi. Aku masih berdiri di dekat counter, beberapa mahasiswa memandangku , heran..... Ada yang senyum, lalu menunduk ketika melihat wajahku yang mungkin terlihat kesal. Mahasiswa yang mau aku bimbing ada disampingku, tanpa kata, tapi mata mereka memantau MBRC, tampak bingung mencari tempat kosong. MBRC saat itu sangat penuh! Sofa, meja komputer, dll terisi semua. Untungnya, seorang staf MBRC yang aku kenal sejak di Rawamangun muncul.
” Mas... aku pinjam ruangan ya, buat konsultasi TKA, ntar pakenya bareng mbak Tyo juga” pintaku, semangatku muncul lagi. Horee... dia senyum. Manis sekali....!

” Boleh Mbak...silahkan aja!” jawabnya enteng banget. Si baju batik menoleh, rada heran atas jawaban temannya atau bos nya ya?. Aku nggak tahu… heran deh pokoke! Di MBRC ini emang kita nggak bisa mengenali siapa yg in charge saat itu. Nggak seperti di Mc Donalds, ada tertulis di dinding Manager on duty atau Today Manager. Apalagi bisa tulis notes, complain. Kemana ya? Mbak Yanti yang Dosen PR musti ngajari CS nih!

Maka hari itu, aku dan mahasiswa2 ku, Duddy, Hendrie, Putra, Adyasa, serta Tyo dengan para mahasiswa bimbingannya bisa menikmati fasilitas ruang rapat MBRC itu . MBRC ini opsi saja, terutama untuk musim penghujan! Bimbingan dibawah pohon tak memungkinkan sih. Mau bimbing mahasiswa out door hujan petir seperti sekarang? He…he…he nggak ada asuransinya. Luar Biasa buat Dosen Luar Biasa!

2. Bimbingan skripsi-TKA di Takoru & Bloc
Yang paling sering kami lakukan adalah bimbingan di Takor, di Bloc Cafe, di ruang rapat dan ruang tamu D3kom (thanks untuk Nina Armando beserta staff yang mengizinkan kami menggunakannya). Kenapa nggak di ruang tunggu Ekstensi? Dimana? Kantornya sempit banget! Kenapa nggak pinjam ruang S1? He….he… he. Tauuk akh , gelap!

Kalau di Bloc, maka masing2 ambil satu meja. Tyo mojok di sofa dengan mahasiswa broadcastnya. Teguh Poeradisastra (TP) ambil posisi meja island, dikerubungi mahasiswi PR yang cantik-cantik. Bimbingan juga. Ada Vashti dengan mahasiswa-mahasiswa iklan. Tentu saja aku, dengan mahasiswa mahasiswa iklan juga duduk dekat jendela sambil sesekali memandang ke arah Teko (teater kolam) . Kadang Yanti terlihat juga dengan mahasiswa PRnya. Wah... Bloc bisa kami kuasai lho! Kami sambil makan dan ngobrol selain bimbingan. Mungkin aja pengelola cafe kesel lho, soalnya kami bisa menghabiskan waktu lama sekali! Mahasiswa yang dibimbing bergantian, datang dan pergi. Pernah sampai waktu cafe tutup!

Soal kami DLB ini suka ke Bloc , ada beberapa Dosen Tetap PNS yang mengira karena kami banyak duit lho, makanya ’ngebloc’ teruuus! Huuuuuuuuuuuuuuuuuu!
He...he... si Mbak dan Mas dosen PNS yang dapat ruang fully equipped, modern minimalis, dengan dekorasi bagus lukisan2 expresionist, postmodern, toilet kinclong, full AC di Gdg Kuntjaraningrat itu nggak tahu ’problem’ kami para DLB rupanya!!!.

Mbak...mbak, Mas ...mas! For your info yaaa...ngebimbingpun kami musti keluar biaya kok! Nggak gratisan! Bayar sendiri itu minuman en makanan. Pinjem dong ruanganmu yang sering kosong itu? Bentar doang lho!

3. Batang F dan Takor
Kalau keadaan memungkinkan, kami bisa juga ngegelosor di Batang gedung F.
Batang itu artinya duduk di Bawah Tangga. Duduk bareng mahasiswa disana, buka laptop...bimbingan deh. Di Batang ini perlu konsentrasi ekstra, karena bisa aja terhenti sejenak karena ada yang lewat kasih lambaian! Ada yang berhenti sejenak ngajak ngobrol! Tanya ini itu! Bisa jadi ada tukang somay lewat yang nawarin! He...he...he. Asyiik deh. Nah...coba deh jadi Dora the Explorer, carilah apa ada Dosen Tetap yang ngebimbing out door? Pasti hasilnya nihil.

Seperti tadi malam (19 Nov 2009), Tyo memulai bimbing skripsi Linda, mahasiswi ekstensi di ruang D3kom. Lalu karena merasa perlu makan malam (Tyo kuliah terusan dari jam 11.00 wib pagi hingga jam 16.00 an lewat, terus bimbingan belum sempat makan), maka kami pindah ke Takor.
Kali ini yang di bimbing Tyo ganti, adalah Inge, yang juga lagi bete karena hapenya hilang. Akh kasihan. Sambil nunggu pesanan, Tyo membimbing Inge. Di Takor(u) ini kondisi lebih ramai. Jadi bimbingan perlu ekstra fokus. Meja sempit penuh piring, laptop yang mengandalkan battery, nggak ada tempat charge. Tapi ok aja tuh.
Sementara itu aku sudah dapat call dari mahasiswaku. Dia tunggu aku di MBRC! Tyo akan nyusul, tentu saja.

4.Sidang TKA dan skripsi.
Ini sessi kehidupan DLB yang menarik juga.
Persiapan sebelum sidang adalah tanda tangani draft skripsi atau tugas akhir mahasiswa bimbingan kita. Ada deadline memasukkan draft ini. Perlu juga tanda tangani beberapa form! Mahasiswapun perlu urus surat2 pernyataan bebas pinjam buku di perpustakaan di lingkungan UI! Surat lho! Bayangkan.... berapa banyak surat yang harus dikeluarkan untuk mahasiswa itu?.

Gampang! Lihat waktu wisuda aja. Sejumlah itulah yang perlu surat bebas itu! Apa ndak boros kertas dan duit! Sekali lagi.... mana aksi nyata kita tentang peduli lingkungan! Aku berangan angan, coba ya kita bisa kurangi dengan menggunakan teknologi aja! Pas mahasiswa mau ujian, lihat profile dia online! Bila semua ok, print 1 lembar yang memuat semuanya. Ya nilai selama studi, ya segala persyaratan yg sudah dipenuhi. Jika ok... baru dia dapat tgl sidang, penguji, ruang sidang dll. Nggak paperles sih... tapi lebih hemat!

Malam malam sebelum sidang, aku atau teman2 dosen lainnya disibukkan dengan membaca. Bisa sampai tengah malam. Bikin catatan yang mau dipertanyakan dan diperdalam di sidang besok. Coret sana sini yang salah, saran buku yang musti mereka refer, dll deh. Yang diminta revisi, yang perlu dikonfirmasi. Yang butuh koreksi! Yang harus digarisbawahi.
Ini belum lagi limpahan kalo jadi Penguji dadakan, karena yang seharusnya menguji tiba2 sakit. Tak mungkin menunda sidang kan, kasihan mahasiswanya. Bisa nggak ikut wisuda dong. Ini harus baca ekstra cepat! Ambil intinya, beri catatan pertanyaan.

5.Minum susu atau air putih ya!
Terkadang aku tengah malam masih terima telepon mahasiswa bimbingan yang nggak bisa tidur!
” Mbak...udah tidur ya? ” Maaf mbak mengganggu, aku stress banget buat sidang besok!” terdengar diujung sana suara mahasiswiku, pemeran Managing Director dalam sineteron Proposal Program Periklanan...kejar tayang TKA kami.
Sidang yang tentu saja akan menentukan masa depan mereka. Siapa yang nggak tegang! Mahasiswi kan juga manusia. Sama lah seperti rocker juga manusia!

”Mbak...aku takuut, yang nguji galak nggak mbak?” terdengar suaranya bener-benar tegang.
Biasanya aku tertawakan dulu, mencairkan ketegangannya.
” Ihh..kamu ini! Jadi Director kok takut! Yang keren dong...Tenang aja, kan kamu semuanya buat sendiri, dari awal sampai akhir. Pasti bisa jawab deh!”
” Tapi Mbak...kata temen2 senior, penguji ini puaaliiiing nyeremin! Gimana dong Mbak?” sahutnya masih belum berhasil aku yakinkan.
” Gini deh, kamu berdoa aja. Sholat Tahajud deh. Ini udah tengah malam. Rambut dibasahi juga bikin tenang kok, kan seger. Sekalian minum susu ya, biar cepat tidur!” saranku, apalagi yang bisa kulakukan, selain menyarankan itu.
Lha... minum susu? Buset deh... kadang aku terlanjur memperlakukan mereka seperti anakku yang aku sarankan minum susu hangat kalo dia gelisah dan susah tidur. Huuuuuu... dasar emak!.
”Oke deh Mbak. Tapi Mbak... doain aku ya!” pintanya lagi. He...he... aku biasanya membalas dengan tertawa aja. Sudah aku bimbing TKA mu, besok mau sidang pula... segitu susah dan banyak waktu yang dihabiskan, masa aku tidak berharap kalian lulus seh!

Menjelang waktu sidang, ketegangan mahasiswa bisa terlihat jelas. Kadang saat bersalaman terasa tangan mereka yang dingin , bahkan gemetar. Kalo tahu begini, cara terbaik adalah mengajak mereka ngobrol dulu. Jangan jaim, deketin mereka aja.

Joke ringan, tanya-tanya tentang keluarga mereka. Tanya tentang baju yang mereka pakai buat sidang (pada umumnya baru beli). Atau mencandai mahasiswiku yang selama ini nggak pernah pakai rok, justru pas sidang malah terlihat feminine dengan blus berendanya.!

Atau puji sedikit mahasiswaku yang selama kuliah tampil dengan jean belel, sandal atau sepatu yang diinjak tumitnya, kini tampil berdasi bak Eksekutif Muda yang mau lunch di Plaza Indonesia... Wow! Atau pakai batik baru seperti mau pergi resepsi aja. Atau berkenalan dengan pacar mereka yang turut hadir.
Bahkan selagi sidang, ada sms masuk dari mantan mahasiswiku di D3 dulu. Dia bilang mau maju sidang skripsi sejam lagi. Doain aku Mbak! Aku nervous banget nih. Mbak ada dimana, ketemuan dong? Aku cuma bisa jawab, minum air putih, moga2 bisa lebih tenang. Tiga jam kemudian, aku dapat kabar darinya via sms juga.” Horee.... Mbak aku lulus! Makasih ya air putihnya!”
Selamat ya sudah jadi Sarjana. Luar Biasa!

Ida Syahranie
Depok, 26 November 2009-11-26
Satu menjelang Hari Raya Qurban, Idul Adha 1430 hijriah.

Tim Lion Air, presentasi TKA, one day pilots

Tidak ada komentar:

Posting Komentar