Terima Kasih , Anda telah mengunjungi blog saya.

Thank you so much to have you here.
It is about my novels, notes, comments of something, features, short stories and pictures.

Also my products, Furoshiki and Yukata (summer kimono).

Please leave your comments.... thank you
Enjoy it....



Jumat, 15 Juli 2011

Wisata dan oleh oleh

Bromo trip’s note by Ida Syahranie

Wisata dan oleh oleh

Sudah jadi kebiasaan, semua yang pergi wisata ke suatu daerah pasti ingin membawa pulang oleh oleh untuk diri sendiri atau untuk diberikan kepada keluarga di rumah, teman teman bahkan relasi bisnis. Sama!. Tak ada kaitan dengan perbedaan gender maupun usia, pria wanita, tua muda… semua sama ingin bawa oleh oleh..
Kurang asyik, jika tak ada kenangan yang bisa diingat setelah beberapa waktu berlalu, juga sebagai penanda pernah berkunjung ke kota atau lokasi wisata itu..

Jika berwisata, selain lihat tempat yang unik, alam, pemandangan indah dan spektakuler, tradisi, karya budaya dan aneka kuliner, kegiatan lain adalah cari oleh oleh.

Karena itulah, panitia tour Alumni FISIP UI yang dikordinir angkatan’76 FIS UI sewaktu mempersiapkan tour, (tour Yogya 2008, Padang Bukittinggi 2009, Lombok, 2010 dan Bromo 2011) selalu memikirkan dimana para peserta bisa berbelanja oleh oleh, berapa lama waktu yang diberikan, juga pertimbangan jumlah barang yang mungkin overweight ketika pulang.

Makanya rombongan harus check in bersama sama, agar kelebihan barang bawaan ini  bisa saling ‘subsidi silang’ Biasanya saat berangkat memang kami atur, koper harus ukuran cabin, tidak ada bagasi. Pulang boleh masuk bagasi… karena oleh2 yang kami bawa biasanya sangat banyak. Rata rata per orang pulang dengan satu tas ukuran cabin, minimal dua dus besar oleh oleh dan satu tas tambahan! 


Bukti! Gender tidak ada kaitan sama suka belanja

Trip ke Jawa Timur kali ini juga tak terkecuali. Kota Batu & Malang adalah lokasi hari pertama tempat kami beli oleh2. Sebuah toko oleh oleh kami serbu, cepat cepat saja karena waktu yang diberikan  cuma 30 menit. Ambil keranjang yang tersedia, pilih2 makanan  aneka rupa, keripik tempe, yang original, yang rasa keju, yang pedes, pokonya khas kota Malang. Ambil aneka buah kering, dodol buah, toples kue kue kering, manisan , bumbu pecel dan macam macam terasi serta petis. Madu juga ada. Ada pula T shirt dengan design  bergambar tokoh nasional spt Bung Karno atau tokoh wayang seperti Gatotkaca & Arjuna. Juga ada yang bergambar raja Singhasari/Singosari. Tak seorangpun peserta tour yang mau berdiam diri dan tinggal di bus. Semua turun, beli oleh2

Oleh oleh masih kurang! Di perjalanan menuju hotel, setelah makan malam yang seru, kami masih sempat mencari sebuah rumah yang jualan daster!
Haah…memang semua gak bawa baju tidur makanya harus beli dulu?
Bukan!!! Ini ide Mbak Manenda yang sudah beberapa kali ke Malang,  dan bercerita ada daster unik khas Malang! Daster polkadot dan bersulam! Semua  jadi pengen!!!

Akhirnya, bus dengan panduan Mbak Manenda mencari lokasi. Ikonnya yang diingat cuma ada patung gede!!!! Nama jalannya lupa. Tapi… berkat minat yang kuat, lokasi penjual daster ditemukan tanpa berlama lama. Ingetin ya… jalan Tangerang, depan Makam Pahlawan.

Terjadi kehebohan….dasternya semua bagus! Yang merah keren, yang hijau cantik, yang hitam aduhai, yang ungu cakep! Duuuh… mau ini oleh oleh  buat sendiri, yang itu buat Ibu, buat mertua, buat isteri, buat anak, buat cucu. 

Bapak bapak juga beli kok… buat isteri dong!
Ucok (Fachrudin Lubis) duduk di bangku, di sebelahku,  bingung mau beli juga, 
“ Istriku ukuran apa ya? M apa L”  Tenang Boss.. ada aku! Maka dengan gesit, aku pasang daster pilihan Ucok, daster boletjes warna ungu sulaman di dada, lengan panjang,  Roknya semata kaki, karena ini daster untuk yang berbusana Muslim. Jadilah aku peragawati dadakan!  Ya… akhirnya Ucok berhasil menentukan pilihan, gak tahu akhirnya dia beli berapa lembar.

Di bagian lain, Mbak Manenda juga sedang fitting dibantu Lucy. Susi lagi sibuk memilih untuk ibunya. Meita , Vita, Awi,  Tuti & Priyanka putrinya sudah terlihat memilih juga. Aku dan Tina yang tak begitu suka daster, sibuk memotreti mereka.  Jangan salah, para Bapak juga seru. Syarifudin (Bemo) terlibat diskusi dengan pemilik toko. Djoko juga.

Hari ke dua, kami kembali ke kota Batu, mengunjungi Selecta, selain ada kolam renang, taman bunganya juga indah sekali. Hamparan bunga Canna aneka warna, merah, putih, pink, pink fuchsia, kuning dan orange. Aneka bunga,  hortensia, mawar, lily dll ditata apik.. Stepanotis orange merambati pagar, entah bunga apa lagi. Semua cantik!
Disini, Ucok lagi yang berperan, dia sangat suka bunga, karena itu buat oleh2  dua batang Canna warna pink Fuchsia  masuk ke balik jaketnya…
Mau tanam di rumah!.Dia janji nanti akan kasih aku lho!!! Jadi ingat waktu di Bukittinggi, kami memetiki bibit bunga  Fantasia di pagar rumah orang, saat bus kami berhenti sejenak agar peserta tour bisa beli  oleh2 ikan bilih. He..he..he.. terulang kembali…

Oleh oleh tak selalu berupa barang yang bisa dimakan, tapi juga berfoto di lokasi. Kami seharusnya sudah meninggalkan Selecta, tetapi Bemo belum juga muncul. Kemana yaa? Tersesat kah dia? Atau tertidur di suatu tempat? Hpnya pun tak respon. Apa yang terjadi sih? Bemo memperlihatkan 2 lembara foto dirinya hamparan bunga!!!! O ladalah… sampeyan mau foto toch! Bilang, nanti tak potreti Mas…tapi ndak bisa instant! Rupanya mau foto langsung print!  Gile…foto sendirian! Buat kirimin si Dia yaa? Seisi  bus jadi riuh mentertawakan Bemo! Gak apa apa, narsis di usia gopek kok!

Toko oleh di sekitar lokasi wisata

Keberadaan toko oleh oleh sepantasnya ada di setiap kota.  Dapat menggairahkan pengunjung  dan mungkin juga bisa menjadi pemicu untuk kembali berkunjung. Baik yang  berdasarkan produk katagori, maupun yang menyediakan aneka produk. Yang kumaksud berdasarkan katagori, seperti khusus jualan busana batik, songket, bordir, sulaman, sasirangan, keramik, gerabah, tas, sepatu, daster, perhiasan emas dan perak, batu mulia, makanan yang tahan lama, olahan dan siap santap.

Misalnya seantero Nusantara kita bisa data oleh oleh yang bisa kita bawa pulang: ada Batik, handicraft, kue pia dan gudeg Yogya,
Mpek mpek , kerupuk  dan kain songket dan jumputan pelangi dari Palembang,
Lumpia Semarang dan bandeng presto.
Bebek Goreng Surabaya dan aneka makanan olahan,  
Bandeng Asap, petis dan terasi udang Sidoarjo
Itik Panggang, ikan asin, udang galah goreng dari Banjarmasin,
Lampok (dodol)  durian dari Pontianak disamping bisa beli guci keramik juga.
Aneka perhiasan batu mulia dari kota Martapura.
Sarung sutra Samarinda
Itik Lado Mudo dari  Bukittinggi. Ikan bilih dari danau.
Aneka makanan dan kue kue dari Bandung disamping busana dari FO,
Dari Medan selain menikmati durian dan rambutan, bisa bawa pulang  kue bolu gulung, bika Ambon dan sirup markisa. Dodol ketan dari Langkat.  
Masih ada kerupik singkong  pedas asal kota Padang,
Ikan balita goreng, talas dan Asinan Bogor.
Tape ketan dari Kuningan-Cirebon,
Aneka manisan buah dan sayur dari Cianjur yang sebenarnya produksi  Sukabumi.
Aneka kue sagu dan kacang mede dari Manado termasuk kain sulam kerawangnya yang indah..
Sirop markisa dari Makassar serta sarung sutranya yang terkenal itu.
Atau aneka oleh oleh batik Cirebonan,  ikan asin dan makanan laut dan krupuk udang. Mutiara dalam bentuk perhiasan dari Lombok.
Batik pesisir dari Pekalongan.
Keripik pisang dari Lampung dan tenun Tapis
Batik dari Solo .
Getuk dari Magelang.
Apel Malang dari kota Batu, kue speku, madumongso dan gerabah Dinoyo.
Ternyata banyak yaa, itu yang aku ingat… pasti masih banyak yang aku lupa atau memang belum tahu.

Jadi sebenarnya, menggairahkan daerah tujuan wisata tidak hanya berpatokan pada adanya lokasi alam yang indah, unik dan  nyaman. Harus ada  sarana penunjang lainnya.. Salah satunya, ada lokasi untuk mendapatkan oleh oleh dan bisa membawanya pulang dengan nyaman, & mudah.

Nyaman, karena tentunya ada kaitan mudah mendapatkannya, lokasi terjangkau wisatawan, mudah memilih, kemasan yang aman tak mudah rusak. Harganyapun pantas. Mudah, karena  dengan dukungan penjual, wisatawan tak ragu untuk membeli dalam jumlah banyak, arena ada jasa pengepakan yang cepat dan rapi  sehingga dalam perjalanan tidak merepotkan.  Bahkan jika diperlukan, bisa mengirimkan langsung ke rumah, tanpa wisatawan harus membawanya sendiri.

Untuk wisatawan yang punya waktu singkat, lokasi  penjual yang strategis, display  barang yang mudah dijangkau dan dipilih  serta service yang cepat sangat membantu. Gaya lama berjualan oleh oleh dengan tawar menawar, barang yg tak mudah dijangkau dan dipilih, bukan swa layan sudah  perlu dikaji untuk ditinggalkan. Apalagi dengan pelayan toko yang yang tidak kooperatif, akan merugikan kedua pihak.

Mantra ‘peredam minat shopping’
Nah, hobby beli oleh oleh ini ada kaitannya dengan  ‘gila belanja’… atau anggaplah sama. Jadi ada waktunya kita harus berhenti, terutama kalau dompet sudah semakin tipis.  Di khir perjalanan tour ke Bromo ini, oleh2 di bus kami sudah menumpuk. Kami dalam perjalanan dari jembatan Suramadu menuju lokasi rumah makan untuk makan malam. Bemo duduk persis di bangku belakang ku. Kami saling bersahutan ngobrol. Entah mengapa, aku merasa, ada tangan di atas kepalaku, meski tidak menyentuh sama sekali. Aku berpaling ke belakang, tangan Bemo rupanya! Dia tersenyum nyengir kuda. “Bemo… kok tangan elo diatas kepala gue, ngapain?”  teman teman jadi memperhatikan kami. Dengan tenang Bemo menjawab: “ Da.. gue lagi baca mantra buat elo, supaya gak pengen shopping oleh oleh  lagi!”  Hua ..ha..ha… Lucu  banget! Sekali lagi kami tertawa ngakak! Dasar Bemo! Padahal dia yang getol belanja. Bahkan, gara gara beli madu dan masukkan di koper, detector di bandara Juanda tuing tuing! Mantra peredam minat shopping telat dibaca ya….! 
Baca buat next trip aja ya Bemo!!!!