Terima Kasih , Anda telah mengunjungi blog saya.

Thank you so much to have you here.
It is about my novels, notes, comments of something, features, short stories and pictures.

Also my products, Furoshiki and Yukata (summer kimono).

Please leave your comments.... thank you
Enjoy it....



Jumat, 16 Juli 2010

Airport VIP room



Kumpul di Ngurah Rai, International Airport

Minggu pagi tanggal 28 Januari 2007, hari terakhir tour.angkatan ’76 FIS UI. Menurut program tertulis, peserta bebas melakukan kegiatan, yang penting berkumpul di Ngurah Rai Arport jam 14.00 WITA.  Tapi ada program baru, Titta dan Sulistiono mengundang makan siang bersama di café Wayang. Jadi wanti-wanti panitia mengharap semua peserta tour untuk kumpul di sana jam 12.00. Sayang tak semua bisa, misalnya, Linda, Debby dan Endel, jam enam sudah check out, pulang ke Jakarta dengan Garuda. Tina kemudian menyusul pada jam 10.00.

Setelah makan siang yang seru di Café Wayang, masih kawasan Sanur, Denpasar, peserta Bali Tour  angkatan ’76  dengan beberapa mobil berangkat ke airport Ngurah Rai, untuk kembali ke Jakarta. Junus yang sudah jadi warga Denpasar turut mengantar hingga airport, juga  Pak Demi, senior kita dari angkatan ’73 yang kebetulan sedang bertugas di Bali. Juga Ine’74, senior kita, yang seangkatan dengan Manenda dan kini bermukim di Denpasar.

Etun mengantar aku dan Darya ke airport bergabung dengan teman-teman lainnya. Etun akan berangkat dengan pesawat lain, beberapa jam lebih lambat. Di airport sudah ada Anton, Manenda, Astari, Dhay, Rory, Anita, Baby, Jaya, Armeyn, Dolly, Ucok, Bambang KB, Nur,  Iwan, Halim, Thamrin dan Harry.

Kembali Anton sang tour leader yang tambah jabatan jadi ketua angkatan ’76 FIS UI mengabsen! Lengkap dan kemudian kami check in di counter Sriwijaya Air. Tetap Anton yang melakukan semua prosedur. Aku dan teman-teman hanya duduk manis, jaga barang bawaan masing-masing. Bawaan kami sudah nggak dibatasi lagi sama Anton kok! Asal bawa sendiri aja.

Contohnya Rory, sudah tambah 3 potong barang. Jadi dia harus handle 4 dengan tas cabinnya. Ada 2 tas besar dari kain dengan isi sangat padat dan berat, satu dos besar juga terlihat berat. Aku sendiri tambah satu bawaan, lukisan dinding, ukuran sedang. Para Bapak-Bapak tak ketinggalan heboh. Masing-masing menyandang tas kain khas Bali. Isinya tentu aja oleh-oleh buat keluarga. Dhay juga dengan tas berisi gulungan matras yoga. Weleh…weleh!

Aku sebetulnya nggak ngerti, tiba tiba mendengar Anton meminta kita  semua keluar lagi dari ruang tunggu. Ada apa?
Oh… rupanya kita akan menunggu di VIP Room. Nggak salah nih?
Beriringan , kaya bebek,  kita keluar lagi dari ruang tunggu, mengikuti Anton.

Diluar,  rupanya Junus masih ada. Anton dan Junus berunding lagi. Aku memantau mereka dari jarak kurang 5 meter. Lalu Anton segera kasih pengumuman,  ”kita masuk lagi ke ruang tunggu”.
 Haah?! Apaan sih? Kok ngebingungin deh! Aduh, mana bawaan berat banget. Ibu-Ibu mulai cemberut!

Aku inisiatif tanya ke Junus. “Nus, sebenarnya kenapa sih?” aku tanya dia sambil betulin tali tas dibahu, berat.
Junus kalem menjawab ”VIP Room itu tempatnya jauh Da. Kalo jalan capek. Lagi nggak ada mobil” kata Junus kebapakan sekali. Jadi inget Babe gue almarhum, kalo dia membatalkan janji karena harus pergi tugas.  
Oh… gitu toch. Ya sudah masuk lagi aja. Jadi kami siap-siap masuk lagi ke ruang tunggu.

Tapi entah dari mana datangnya, ada seseorang pria, muda dan ganteng mencari Anton sebelum kita sempat masuk lagi ke ruang tunggu. Dia inilah yang akhirnya menyediakan mobil untuk mengangkut kami ke VIP Room.
Mobil biru jenis Avansa mendekat, akan mengantar ke VIP Room.

“Ibu-Ibu duluan” kata Anton memandu. Maka masuklah kami ke mobil.  Astari, Darya, aku, Dhay, Baby, Anita dan Rory. Manenda juga. Kami sudah meningkat status nih, VIP persons!
Mobil juga diisi dengan tas –tas kami dan oleh-oleh. Bisa kan membayangkan, betapa mobil itu penuhnya? Kami teriak-teriak, ada yang ketindihan, ada yang kegencet! Ukuran kami kan sudah bukan under develop lagi.
Aku lihat supir Avansa senyum-senyum, si Mas Ganteng, yang rupanya staf Angkasa Pura juga cengar-cengir.

Mobil melaju ke arah VIP Room melalui dua pos penjagaan.
Ketika Pos 1 , mobil kami dihentikan, pintu mobil di buka. Aku melihat dua petugas security senyum-senyum. Bisa jadi dia heran, kok  orang-orang VIP ini naik mobil untel-untelan. Atau bisa jadi mereka pikir, kami semua calon TKI yang mau ke Arab!

Mana kita perduli dengan senyuman mereka.
Cuek aja, VIP passengers kok sekarang.

Ketika melewati Second security gate juga sama image mereka. Kaget dengan isi mobil yang berdesakan! Tapi kami tetap ber ha ha hi hi di dalam mobil, biar kaki gue ke injek Baby. Darya yang slim banget ketindihan Rory yang ukurannya sekarang Mantab banget. Anita duduk rada kedepan, nggak bisa bergerak.

Begitu sampai di depan gedung ruang tunggu VIP, pintu mobil dibuka, senyum manis petugas sekali mengembang!  Dengan handy talkynya menunjuk ke suatu ruangan berpintu besar.  Monggo!
Kami angkat barang masing masing, persis kaya kuli peron Kereta Api. Lupa bergaya VIP persons. Beneran ...lupa!
Lupa berjalan anggun atau pasang muka angker dan wibawa!
Kaki kesemutan nih!

Kami langsung jalan cepat-cepat menuju pintu ruang tunggu yang sudah terbuka lebar.

Beberapa teman sudah ada di VIP room sana. Di meja sudah terhidang kopi hangat dan kue. Ruang tunggu juga menghembuskan udara segar, dingin AC. Ih….. emang enak ya jadi VIP passengers.

Tapi kami nggak lupa jati diri kok! Di ruang itu masih menunjukkan identitas ’76 FIS UI yang lagi tour. Di ruang ini Anton juga duduk, kecapekan, tapi masih terus menghitung duit! Masih terus digangguin sama Anita dan Rory! Senyum Ton!

Selain menghabiskan kopi dan kue yang dihidangkan, kami masih juga makan sekotak roll cake keju. Katanya Bambang, kue ini oleh-oleh dari Asronald dari Medan. Kayanya enak nih! Karena pinjam pisau kue  nggak datang juga, aku inisitif memotong kue pakai sendok kecil. Semua akhirnya minta dipotongkan juga & mencicipi. Sekotak kue itupun dalam waktu singkat habis. Wah.. ini doyan apa lapar sih? Dua-duanya deh!

Sambil menunggu waktu keberangkatan pesawat, kami masih motret-motret dengan background VIP Room. Norak banget ya!
Biarin, EGP ! Jam 16.00 kami berangkat dengan bus cukup besar menuju pesawat Sriwijaya Air.

Maaf ya, kami VIP Passengers sih, jadi kalian terpaksa tunggu kami datang baru boleh berangkat! Di deret depan sudah duduk dengan wajah gelisah, Deswita Maharani, artis yang mantan tunangan Taufik Hidayat. Juga seorang pelawak Cagur, namanya aku lupa. Kebetulan, sewaktu berangkat Jum’at lalu, mereka juga satu pesawat dengan kami.

Saat kami kembali ke Jakarta, perjalanan sangat menyenangkan. Udara cerah, tidak ada goncangan ketika pesawat di angkasa. Di dalam pesawat, kami masih juga terus bercanda, mungkin membuat penumpang lain kesal. Sewaktu aku berdiri dan menengok ke belakang, seseorang yang duduk disana melambai dengan semangat. Luki! Oh…. Rupanya Luki dan Erni ada di pesawat yang sama.

Hujan rintik menyambut kami di Bandara Soekarno –Hatta, Jakarta.

Ini akhir tour angkatan ’76 ke Bali. Ketika pesawat mendarat,  turn on HP masing-masing, kami sudah mendapat SMS atau telpon dari keluarga. Ada yang suami atau supir sudah menunggu di parkiran. SMS dari anak-anak, SMS dari kantor. Kami kembali akan menjalani rutinitas. Bukan VIP persons lagi. Cukup lah sudah!

Sekian

Depok, 7 Februari 2007

Ida S. Syahranie





Tidak ada komentar:

Posting Komentar