Terima Kasih , Anda telah mengunjungi blog saya.

Thank you so much to have you here.
It is about my novels, notes, comments of something, features, short stories and pictures.

Also my products, Furoshiki and Yukata (summer kimono).

Please leave your comments.... thank you
Enjoy it....



Sabtu, 28 Mei 2011

Pundutan ku aneka warna












Memories






































Foto foto ini old memories antara tahun 1980 s/d 1981, ketika masih mahasiswa dan mengawali karir sebagai periset dan menulis skenario bersama sama, kemudian shooting untuk produksi film dokumenter dan film PR untuk sebuah perusahaan dan lembaga pemerintah serta film untuk fund rising suatu lembaga sosial.

Lokasi di Sumatera Selatan, sekitar kawasan Palembang, Soroako & Maros, Sulawesi Selatan  dan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.


Pundutan, tradisi yg mulai dilupakan

 Tradisi memundut
Pundut (bhs Banjar -Kalimantan, kata kerja  artinya bungkus). Untuk membawa barang berbagai bentuk, sejak dulu dikenal dengan cara dipundut/ dibungkus. Pembungkus atau Pundutan (kata benda dari pundut) yang banyak  dikenal tentunya adalah daun, lalu kertas. Biasanya untuk membungkus makanan seperti kue atau lauk. 

Ada lagi pundutan untuk membawa barang, biasanya berupa kain berbentuk persegi. Jika bernetung kantong seperti karung, sebutannya kadut. Kini kebiasaan membawa barang dengan dipundut kain agak menghilang, karena serbuan plastik kantong. Murah, praktis dan tak perlu dicuci, buang saja.

Bedakah pundutan dengan kain lap atau serbet.
Beda dong. Pundutan, sebatas untuk membungkus, biasanya kainnya lebih bagus dan kuat.
Lap biasanya untuk membersihkan sesuatu yang mengotori, seperti lantai, kaca jendela dll. Umumnya terbuat dari bahan kurang bagus, yang penting menyerap air/cairan lebih banyak.
Serbet, setahu saya digunakan untuk mengeringkan sesuatu bagian tubuh, seperti tangan, bibir karena noda makanan atau basah. Tidak seharusnya untuk lap wajah. Serbet kadang juga digunakan untuk mengeringkan peralatan makan/memasak atau untuk mengeringkan kulit buah, spt  tomat, aple, jeruk dll.

Dalam masyarakat di Kalimantan maupun yang merantau ke luar pulau, tradisi ini masih ada,  kebiasaan memundut barang ini dengan kain, terutama untuk menghantarkan makanan matang, atau juga barang hadiah lainnya.  Hanya saja sudah tak banyak lagi. Mungkin merasa lebih repot, krn pundutan musti dicuci, kalo plastik kan tinggal buang saja.

Seandainya 'dibangkitkan kembali kebiasaan memundut ini" bisakah mengurangi penggunaan plastik? Kain pundutan itu bisa dicuci dan bisa dipakai berulang. Cara bikinnya juga mudah sekali, kain apa saja bisa. Mengapa kita tak memulainya lagi?

Bangsa Jepang dan Korea masih menggunakan sarana ini dalam kesehariannya kan, padahal mereka negara maju dan modern.
Maka tak salah kalo aku bilang Pundutan sama dengan Furoshiki di Jepang dan Bojagi di Korea. Kita tak meniiru mereka kok. itu ada dalam budaya kita juga.Pasti di daerah lain di Indonesia juga ada.
Bukan kah kita juga punya 'budaya' baik yg bisa  sedikit ' menjaga bumi' dengan mengurangi pemakaian kantong plastik dan menjadikan tumpukkan sampah yg baru hancur lumat sekian ratus tahun..


Bawa bekal ke tempat kerja, bungkus dgn kain kotak makan. Cantik daripada pakai plastik.



Bungkus barang lain spt buku, CD, hadiah, dll. Cantik kok, apalagi jika pundutan dibuat dua lapis. Warna berbneda, polos dan bermotif.



Cara memundut: Tebarkan pundutan, letakkan barang yg akan dibungkus di tengah


Tutupi barang dengan bagian sudut pundutan secara berlawanan


Untuk memperindah, balikkan kain sehingga warna bagian dalam terlihat.


Tarik bagian unjung pundutan ke tengah, silangkan untuk mengikat.

Buat ikatan kunci, rapikan agar warna pundutan terlihat keduanya/ bolak balik, bentuk spt kelopak bunga atau daun. Rapikan.
.


Membungkus kotak kueulang tahun dengan pundutan kain
Membungkus kotak kueulang tahun dengan pundutan kain

Membungkus buku, yasin atau hadiah dengan pundutan kain

Rabu, 11 Mei 2011

Pameran lukisanku, yang kedua

Sabtu, 7 Mei 2011, di AJB Hall,  gedung F lantai 2, FISIP UI, Depok. Dekan, Prof DR. Bambang Shergi Laksmono M.Sc membuka secara resmi Pameran Lukisan & Foto FISIP BANGETS. 

Aku,  selain sebagai Ketua panitia Pameran juga turut serta  memamerkan 6 karyaku. Tango Dancer, Darvesh dancer, Liong, Cherry blossom, Alamanda in twilight dan Fish.





















Add caption