Terima Kasih , Anda telah mengunjungi blog saya.

Thank you so much to have you here.
It is about my novels, notes, comments of something, features, short stories and pictures.

Also my products, Furoshiki and Yukata (summer kimono).

Please leave your comments.... thank you
Enjoy it....



Kamis, 15 Juli 2010

Mie goreng, flag carrier


Bali Tour FIS UI'76: Mie goreng, flag carrier


Thursday, October 1, 2009 at 7:50am 

Notes ini kutulis untuk milis'76, catatan perjalan ke Bali bersama teman 2007 lalu. kemudian rewrite un tuk FB ini menyambut tour Padang Bukittinggi 2009. Sama spt ke Bali, tour kali ini juga dengan dua rombongan. Yang berangkat tgl 8 Okt dan 9 Oktober 2009 nanti.
salam,

Ida
Ketika sudah berkumpul untuk makan malam di Café Bonsai, Sari Sanur Resort, 26 Januari 2007, topic pembicaraan peserta tour Angkatan’76 FIS UI adalah perjalanan menuju Denpasar. Soal cuaca, pesawat yang ditumpangi, makanan di pesawat dan lain-lain.

Kita berkumpul di Bali dengan menumpang sedikitnya dua maskapai penerbangan. Milik swasta untuk rombongan yang dipimpin Anton.
Naik pesawat lainnya seperti Tina, Etun, Binky & Krishna, Lenny dan Ruby. Demikian juga Debby, Renny dan Linda. Titta, Sulistiono, Ita dan Uchi. Djoko dan Asronald yang dari Medan.

Ketika omong omong soal service di pesawat, Endel bilang “Kami dapat Mie goreng di pesawat”. Debby menambahkan keterangan Endel soal mie goreng itu “Mienya aneh! Kering” katanya.
“Iya betul, kita juga dapat mie goreng” sahut Binky. Meski sama-sama naik pesawat yg ’flag carrie’r, rupanya mereka dalam pesawat yang berlainan.

“Lucu juga ya pilihan menunya !” sahut seseorang diantara kita yang duduk di ujung meja. Aku lupa siapa. Ya, emang rada nggak matched gitu deh!

Lalu aku pamer dong! Biar pesawat yg kami tumpangi bukan Flag carrier, kelas ekonomi, pilihan menunya lumayan lah. Snacks, sebuah roti yang rasa manis enggak, tawar juga enggak. Sebuah lemper ayam ‘see thru’ yang langsing bak ‘peragawati dan segelas air mineral serta selembar tissue.

Yaah, di era penerbangan murah, mungkin aja soal menu di pesawat jadi nomor sekian dari bawah dalam daftar client services maskapai penerbangan kita. Mereka perhatikan procedure keselamatan terbang aja sudah syukur banget!

Aku jadi inget email yang di forward oleh Deddy Nurhidayat Phd di milis Komunikasi. Isinya tulisan2 para pilot militer dan commercial dan pilot senior di negeri kita. Isinya sangat serem! Betapa banyak prosedur terbang yang dilanggar oleh maskapai penerbangan di Indonesia. Malah Adam Air (yang kini sudah tidak aktif lagi), sering terbang menerobos jalur demi menghemat bahan bakar. Atau terbang dengan system navigasi yang rusak.

Kemarin 1 Februari 2007, di acara Panel Diskusi Dewan Perguruan Periklanan, aku ketemu beberapa teman yang omong soal Adam air juga. Rupanya, waktu Adam Air tersesat ke NTT itu dua orang alumni FISIP UI dari jurusan Ilmu Politik, Dr. Chusnul Mar’yah dan Dra. Renny ada dalam pesawat itu. Karena pesawat yang mereka tumpangi nggak juga mendarat, para penumpang panic. Pramugari nggak bisa mengatasi pertanyaan para penumpang. Jadi para penumpang berebutan ke arah cockpit. Mau tanya sama pilot, mereka ada dimana?

Kebayang nggak, cabin pesawat kaya bis kota! Penumpang numpuk ke depan! Pada mau cari kondektur ya! Singkat cerita, pesawat setelah 4 jam mengudara, landed. Katanya sih, sama sekali tidak ada pemberitahuan kepada para penumpang, mereka ada di airport apa, di kota mana. Namanya juga get lost!
Semua penumpang bingung! Karena kok pas di airport hampir semua orang yang ditemui kriting kriting dan hitam-hitam. Kok kaya bukan di Makassar ya? Katanya lagi sih, karena Chusnul Mar’yah sedang di blacklist media, jadi berita detail tentang ini dari mulut dia sebagai victim nggak keluar. Tapi media daerah katanya memuat omongan dia tentang kejadian ini. Wow….. !

Pokoknya itu penerbangan yang jauh banget melenceng jalurnya. Yang buruk adalah, rekaman data penerbangan terhapus, karena pesawat Adam Air yang terbang ngawur ini diperintahkan untuk terbang lagi.
Padahal itu kata Bapak2 yang nulis di milis itu, tindakan Adam Air itu sangat sangat melanggar peraturan penerbangan, karena belum diperiksa mengapa musibah itu terjadi. Mereka mau bikin ‘move’ lho agar peraturan penerbangan itu ditegakkan. Syukur deh! Semoga aja ada perbaikan. Kita konsumen jadi di lindungi, dan bikin trip or tour yang pakai pesawat udara nggak khawatir gitu.

Jadi sangat beruntung, ketika kita bikin tour ini, tak ada masalah dengan penerbangan. Nyaman aja. Ada delayed, tapi nggak berhari hari. Nggak seperti pengalaman aku dulu (28/01/2006), mau ke Banjarmasin. Seharusnya take off jam 05.45 WIB. Baru benar-benar berangkat jam 17.40 WIB.

Pemberitahuan pada calon penumpang dicicil sejam sekali lah! Ini semacam trick. Jadi mereka nggak perlu kasih lunch atau hotel, hemat kan! Kita calon penumpang terpaksa cari makan di airport. Seharian , rata-rata per orang habis sekitar Rp.100.000,- ada yang lebih. Karena pertimbangan sekalian makan malam. Toch baru satu jam empat puluh menit sampai di Banjarmasin dan itu sudah jam 19.00 WIB (20.00 WITA) Jam lapar deh..

Jadi, mie goreng atau ‘lemper peragawati’ bukan esensi penerbangan.
Safety first! Ini gue nulis suara konsumen atau apa ya? Tapi itulah sedikit obrolan sepanjang makan malam di Bonsai Café, Sari Sanur Bungalows. Masih banyak yang lain sih!

Sekian dulu

Depok, 3 Februari 2007

Ida S. Syahranie
Written about 2 months ago · Comment · LikeUnlike
Wah keliatannya asik bener jalan2 ama angk 76....makasih mbak Ida...sering kumpul memperkuat ikatan silaturahmi...
October 1 at 10:13am · Delete
Thank you all! Tadinya mau menyambut tour dgn warming up tulisan ini. Karena gempa, tour tunda jadi Desember. Semoga para sahabat kita di Sumbar segera pulih dar penderitaan mereka.
October 1 at 9:00pm ·

Tidak ada komentar:

Posting Komentar