Terima Kasih , Anda telah mengunjungi blog saya.

Thank you so much to have you here.
It is about my novels, notes, comments of something, features, short stories and pictures.

Also my products, Furoshiki and Yukata (summer kimono).

Please leave your comments.... thank you
Enjoy it....



Kamis, 15 Juli 2010

Cirebon.......Setting jam sama dengan 103 yaaa!

Naik Kereta api....tut...tut...tuuuuut
Siapa mau ikut?



Januari lalu, saat menunggu teman2 lainnya datang untuk makan siang bersama di Restoran Mirasari, Kemang, kami , Linda, Debbie, Tina, Darya, Jusi, aku dan satu2nya cowok yang sudah datang, Anton mulai ramai ngobrol dan bercanda. Topik kami mulai soal Etun akan menempati pos baru di Oslo, tour ke Padang- Bukittinggi yang masih hangat, lalu cerita Linda yang jalan2 ke Cirebon dengan para sepupunya.

Debbie, kalo nggak salah nyeletuk. “Kita ke Cirebon yuuk” Wow... semua bilang mau! Anton masih mesem... seperti biasa.
“ Iya.... iya kan ke Lombok masih lamaa banget” yang lain menyahut.
“ Mau... mau!” kita semua nyahut!
“ Naik kereta jam 6 pagi, pulang sore” Linda kasih keterangan tambahan, termasuk biaya de es be.
Kita makin semangat deh bahasnya.
Nah sampai sini, teman2 yang lain sudah berdatangan spt Arief, Krishna, Ayi, Rubby., Djoko, dll. Topik tour makin menarik, hingga akhirnya “ Kita tour ke Cirebon, naik kereta api” Anton mengumumkan!
Hore....hore! Cirebon wait for ‘76ers!

Program 2 bulanan jalan2


Mulai awal Februari 2010 , email2 di milis group ’76 yang berseliweran, topiknya jadi nambah. Tour Lombok dan Tour Cirebon. Khusus Tour Cirebon ini sebagai program internal, biaya transport gratis (pakai kas angkatan). Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya tidak jadi naik kereta api. Kuatir banyak kerepotan harus
cari kendaraan lain lagi untuk jalan2 di Cirebonnya, lebih enak bus, paket komplit, tidak terpisah dalam rombongan kecil2, selama perjalanan bisa bebas dll. Yang paling penting, buat bawa oleh2 nggak repot pindah2 dan jagainnya.

Cuma, sampai keputusan ganti ke bus ini aja, Kang Nuhun menyelenggarakan polling dan hearing pendapat! Pengambilan keputusan demoratis banget! Meski kita bukan partai demokrat ya. Secara aklamasi juga sependapat bahwa kita reunian sambil jalan2 dua bulan sekali (one day trip, dekat dekat aja).


Kumpul Citos 5.30.WIB, cocokkan jam dengan 103

Tanggal 7 Mei, SMS terakhir Kang Nuhun mengingatkan tentang besok ke Cirebon. Kita diminta mencocokkan jam kita dengan 103 Telkom! Buset dah! Rapi jali deh dia kalo soal trip dan tour. Acara di Cirebon nanti sudah rapi dengan run down nya Nggak salah kalo ada yang ide bikin travel biro!

Bus berangkat tepat jam 5.50, bukan. “Teman2...Toleransi cuma 5 menit buat Djoko yang mobilnya baru mendekati bus dan telpon. Yang telat, bener bener ditinggal. Kita nggak mau program kacau ya...” via mic Anton mengumumkan.

“ Teman-teman ayo...ayo silahkan duduk! Fotoannya nanti aja ya!” lanjut Anton menghimbau para cewek yang tak mau kehilangan moments, foto2 di bus! Mumpung masih kinclong Pak! Make up masih ok, badan seger, ceriaaaa ketemu temen! Rory yang jadi top star foto sessi ini, setelah foto dia kabur! Harus ikutan acara kantor. Yaaaa Rory!

Masing masing duduk di kursi deh. Nurut kayak anak TK.
“Check ya, tiap kursi ada satu botol air mineral 1,5 liter, 1 trash bag, 1 tissue dan handy clean dan 1 buku/paper karya Iwan Gardono, panduan tentang Cirebon dan 2 lembar foto copy berisi run down acara dan daftar peserta” Anton cuap cuap via mic, sementara kita mulai check. Komplit!

. “ Ayo kita mulai ber doa, semoga perjalanan ini lancar, aman , selamat berangkat dan kembali’ kata Anton sekaligus meminpin doa.

Paper Iwan Gardono yang menarik! Bekal kita berkunjung ke Cirebon lengkap,dan akurat layaknya paper akademisi dengan reference/footnote!. Ada sejarah kota Cirebon, kesultanan, makanan, minuman dan batik serta kuliner lainnya. Iwan pesen lagi ya... buatin untuk Tour Lombok! He... he... ngarep deh!

Bus mulai bergerak meninggalkan halaman depan Citos, tempat kita berkumpul. Memasuki toll Simatupang, Linda Tobing sudah berdiri, siap dengan sekotak roti. Berjalan dengan goyangan bis yang lembut, menawarkan kepada teman teman hingga ke baris tempat duduk belakang.

Teman- teman yang lain , ibu ibu maksudnya, mulai bongkar bawaan! Ernie keluarin kacang Bali, Ada lemper dari Endel, ada snack lain, risoles dari Binky dan gue bawa kue karamel. Buset deh....ada yang bawa puding! Yang tak kalah heboh, ada cool box dari Anton, berisi buah buahan segar!
Pokoknya yang berangkat belum sempet sarapan jangan kuatir!


‘Malam’ mau dibeli juga... laper?

Atau alih profesi jadi pembatik?

Yang bawa DVD, CD sudah setor ke depan minta diputarkan. DVD pertama diputar tentang tour Bali dan kegiatan lainnya. Selanjutnya DVD yang dibawa Monang, lagu2 Panbers apa Meercys yang mendayu dayu.
Djoko dan Monang tampil jadi penyanyi. Bus dengan 3 monitor TV ini memudahkan mereka yang duduk dibelakang berpartisipasi nyanyi. Mic juga bisa sampai belakang. Ini bus okeh banget. Debbie malah komentar di FB, bus setara Boeing. 707. Lagu2 nostalgia oleh Djoko diplesetkan. Tentu saja komentar jadi rame! Bus meriah deh! Menjelang jam sepuluh, sekitar sukamandi, para bapak yang duduk di belakang sudah sepih! Tidur semua... khas para pensiunan! Ibu2 di depan selain ngobrol yang makan snacks dan FB an. kirim kirim foto!

Saat mendekati Cirebon, Debbie atau Linda yang duduk disisi kanan nunjuk2 sesuatu. “Itu apa?” Warnanya kuning apa merah? Pokoknya kita semua kira itu makanan! Pelan namun meyakinkan , supir bus kita, pak Iwan mengatakan itu adalah ‘malam’ sejenis lilin untuk membatik! Waduh.... dasar orang kota! Atau niat alih profesi jadi sodagar batik???

Linggarjati, situs sejarah kemerdekaan Indonesia
Linggardjati, tempat berlangsungnya perjanjian antara Indonesia dan Belanda dilaksanakan jadi tujuan pertama kita di Cirebon. Terletak di daerah Cilimus, dikaki gunung, dekat dengan kota Kuningan juga.. Daerahnya sejuk dan nyaman. Mengunjungi situs ini di hari Sabtu, 8 Mei ini sungguh enak, pas rasanya untuk memahami sejarah. Tidak ramai, lebih tenang. Saat lalu pernah berkunjung kesini, pengunjung berjubel, libur lebaran sih!
Ruang utama negosiasi, ruang tidur dan fasilitas lainnya. Sebuah villa yang indah. Maka tentu saja berfoto disi tak terlewatkan.

Di lapangan parkir, Linda, Binky dan Dewi kepincut pisang yang segar dan besar besar. Ita dan Ernie malah diam diam beli tahu gejrot, makanan khas yang seger nikmat itu.
Sebelum kembali masuk kota Cirebon, mampir ke toko oleh oleh di daerah Bojong. Display diluar menarik mata, terlihat sederet ember berwarna hitam. Seperti penjual tanaman. Bukan.bibit tanaman.. itu tape ketan yang manis manis! Khas Cirebon/ Kuningan. Masuk ke dalam toko, waduh... bingung deh milihnya, macam2! Dodol, simping, krupuk, manisan mangga, dan buah buah lainhya, agar2 kering warna warni, abon, ikan asin aneka tipe! Surga deh!


Sentra Batik Trusmi....pedagang dan pembeli gak beda!
 
Isi bagasi bus sudah setengah terisi, kami harus menuju kampung batik Trusmi di kota Cirebon. Pasti isi bagasi akan tambah banyak! Di trusmi kami parkir di sebuah lokasi one stop shopping. Bisa beli bati, makan siang , sholat dan istrirahat. Ini berlangsung hingga jam 15.30 WIB. Kayaknya lama, padahal waktu terasa sangat sempit! Aku cuma bisa mengunjungi 2 toko batik! Kita, persis monyet terjun ke kacang!

Lemari display main bongkar aja. Binky duduk dilantai, setumpuk batik sudah terpilih. Persis juragan batik. Disekitarnya duduk teman2, Tina, Debbie, Endel, Linda, Dewi minta diambilkan yang itu! Yang sana ! Yang merah! Yang ada burung! Yang hijau, yang biru! Ada yang sibuk mematut matut dengan selndang batik sutra di depan kaca. Malah ada yang sudah menjatuhkan pilihan dan antri di kasir! Ini baru satu toko, kita pindah ke lain toko. Juga sama hebohnya. Malah bertemu dengan serombongan angkatan ’76 FHUI, yang juga heboh belanja batik. Arief dan aku aduk2 satu box berisi batik yang harga murah tapi indah2. Arief ternyata buat objek foto, untuk kalender! Ada ada aja deh!
Ada box di depan, dekat pintu masuk, diaduk sama Baby, Chichi dan Renny, Stella, berisi selendang sutra , sajadah dan sandal rumah! Semua motif batik!
Para pria ’76 entah dimana? Hunting batik juga pastinya, ke beberapa toko disepanjang jalan perkampungan batik ini. Atau duduk santai sambil menikmati empal gentong, es cuing, tahu tek tek.


Keraton Kasepuhan, sepuh dan sepah

Tak lengkap ke Cirebon tanpa mengunjungi situs sejarah Keraton. Karena waktu terbatas kita hanya bisa mengunjungi Keraton Kasepuhan. Saat kami tiba pihak keraton sedang mempersiapkan tahlilan 7 hari (buka kerudung) masa berkabung wafatnya Sultan Sepuh Pakuningrat IX.

Kami disambut seorang pemandu, berpakaian adat, di Siti Hinggil (tanah tinggi), lapangan cukup luas di depan keraton. Hari itu kami tidak bisa memasuki dalam keraton, jadi hanya bisa masuk ke beberapa tempat, musium benda pusaka, mengintip sedikit bagian dalam keraton.

Dari sekian tempat yang kami kunjungi, situs inilah yang paling menyedihkan!
Baru memasuki area keraton saja sudah terasa. Bukan hanya karena keraton sedang berkabung. Tapi karena tempat bersejarah ini tampak tak terawat. Halaman berumput liat, tak terpotong dan tertata rapi. Jalanan becek, beberapa tumpukan sampah plastik dan lainnya.

Memasuki musium juga lebih parah. Barang yang dipajang kotor berdebu, karatan. Berbagai macam senjata, keris, tombak, anak panah, baju jirah semuanya tampak kusam. Yang berbahan besi tak tampak mengkilat. Yang berbahan kuningan tampak membiru. Meja kursi penih debu, kaca display kusam dengan debu yang lengket. Informasi tentang benda benda yang dipajang juga sedikit sekali. Hampir disetiap meja display, seorang pria, entah kerabat sultan atau siapa, menempatkan selembar dua lembar uang seribuan. Sambil berbisik kepada pengunjung untuk minta bantuan dana kebersihan! Selain tak elok, kesannya liar pula. Ini cara lain untuk mengemis kah? Satu satunya yang tak di tempeli uang recehan oleh mereka adalah kereta kencana! Ada dua kereta kencana, yang asli dan duplikat, seperangkat tandu untuk permaisuri dan satu tandu untuk para pengeran yang diarak untuk sunat/khitan. Yang unik, dalam musium ada lukisan sosok Prabu Siliwangi, cikal bakal Sultan Sepuh Cirebon, yang dibuat tahun 1995 an, dengan tehnis optis tertentu seakan akan selalu menghadap kita disisi manapun kita berada. Hadoh...apa ini termasuk barang antik? Pas kah untuk masuk musium? Adakah kurator musium yang ahli menangani ini?

Di musium kereta kencana ini kondisi juga sama. Berdebu dan apek! Aku yang asthma sungguh kuatir, mendadak kumat!
Bagaimana ini bisa terjadi? Apa pihak keraton mengalami hambatan dalam merawat situs ini. Apakah Pemda telah diajak berunding? Bukankah ada program tahun kunjungan Musium? Adakah cara yang bisa kita lakukan? Ayo selamatkan peninggalan sejarah Indonesia. Mungkin ini baru Cirebon, bagaimana istana dan tempat bersejarah lainnnya? Setumpuk pertanyaan tak terjawab.


Bus, teman , Hachiko

Pilih naik bus ke Cirebon ternyata tak salah! Bus enak ini cocok buat kita tour. Fasilitas nya bagus. Kursi bersandaran empuk dan bisa direbahkan sedikit. Kaki bisa selonjor. AC sejuk, audi-video okay dengan 3 monitor. Crew bus yang koperatif.

Di perjalanan pulang, kita nonton film Hachiko, film yang dibintangi Richard Gere dan seekor anjing lucu yang setia, menggemaskan dan mengharukan! Pas dengan pertemanan angkatan ’76 ini. Kesetiaan bersama hampir 35 tahun, ada saat gembira, santai, juga ada saat kita harus berpisah dengan teman. Tahun lalu kita kehilangan Ardi Gautama. Bertemu dan berpisah tak bisa kita hindari. Hanya sebelum saat berpisah itu tiba, marilah selalu tetap setia, seperti Hachiko.

Salam, sampai di trip berikutnya

Ida Syahranie
2010-05-13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar