Tengah
malam Menikmati pho di Ho Chi Minh City
Sejak awal tiba di Ho Chi Minh City (Saigon (4
Oktober 2013), pemandangan yang paling menarik hati adalah banyak sekali
restoran atau warung kecil dengan tulisan dan gambar yang menginformasikan
mereka menjual Pho. Apa dan bagaimana
rasanya? Ada keluarga dan teman yang bilang, bukan ke Vietnam jika tak
mencicipi pho. Haduuh penasaran! Lalu, setiap pagi… terlihat pegawai atau
penduduk ramai2 ngobrol dan menikmati kopi dan roti baguette sambil duduk duduk
di bangku plastic di trotoar semen pinggir jalan yang dinaungi pohon rindang.
Kok ngiri yaa…mereka bisa duduk santai sebelum kerja, sementara kita di
Jakarta, bersusah payah menempuh jalan yang macetnya tak tertahankan. Atau jika
dalam bus, dan kereta, berdesakan layaknya ikan pindang. Keluar dan sampai
kantor lusuh dan capek.
Malam hari pun, penduduk di Vietnam ini rupanya suka
duduk dan ngobrol sambil bersantai seperti saat pagi hari. Trotoar kembali
ramai setelah jam kantor, mereka sudah berganti pakaian santai, hidanganpun
berganti… minuman bir dingin dan beberapa Vietnam spring rolls atau makanan
manis yang jika dilihat memang memiliki jejak kuliner Perancis.
Di malam terakhir berada di Saigon (5 Oktober 2013),
setelah makan malam yang heboh meriah di atas boat, rasa penasaran harus
dituntaskan. Bersama Binky, dan Diana yang juga sama penasarannya, kami nekat
keluar hotel, berjalan kaki mencari restoran pho ini. Fitri dan Etty juga
bergabung. Ditemani guide yang pandai berbahasa Indonesia, kami menyusuri jalan
kota Saigon. Resto pertama yang kami temui, 5 menit sebelumnya telah tutup.
Kabarnya, Bill Clinton mantan Presiden AS pernah makan disini. Yaah… kecewa!
Kami tak mau menyerah! Masih ada
lokasi lain yang buka sampai pagi katanya! Okay… come on ladies… keep walking. Cuaca juga bagus untuk jalan jalan di malam
hari. Cukup hangat, tak perlu jaket segala.
Kopi ala Vietnam |
French Baguette |
Pho |
Kalau diingat ingat, saya dan Binky hampir selalu
mencari waktu untuk bisa menikmati suasana santai dalam tour tour 76FIS UI
selama ini, yang selalu padat dengan tujuan wisata dan belanja. Teringat, saat semua
orang heboh mencari oleh oleh di toko toko sekitar jalan Malioboro dan Pasar
Beringharjo, Yogyakarta, (2008) kami justru masuk ke warung kecil, sempit, untuk minum kopi panas yang ternyata enak sekali!
Apalagi waktu itu Dewi Anggraini dan Linda Wahyudi juga turut bergabung. Linda
malah bawa pisang goreng!
Atau saat di
Senggigi, Lombok, Binky malah sudah browse sebelum berangkat ke Lombok (2010) café terdekat dengan hotel agar setelah jalan
jalan seharian bersama ke beberapa objek
wisata, malamnya bisa bersantai di café dan menikmati suasana malam yang indah
dengan beberapa teman. Sementara peserta
tour lainnya, tetap mengumpulkan oleh oleh karena para pedagang mutiara khas
Lombok masih berdatangan ke hotel kami.
Dalam tour ke Sumatera Barat, (2009) dengan beberapa
teman, kami juga menikmati suasana malam di kota Bukittingi. Saya berjalan kaki dengan Cici sekitar jam 21.00
wib menyusuri toko toko di jalan seberang hotel kami menginap, mencari lokasi café tempat beberapa
teman sudah berkumpul. Lagi2 aku pesan kopi hangat. Waktu itu, selain minuman,
kami juga mengisinya dengan menyanyi diiringi petikan gitar. Sayang saat itu
Binky harus istirahat di kamar, karena kurang sehat. Sebenarnya dibilang café terlalu
berlebihan, karena sebenarnya warung saja. Tapi bukan tempat yang membuat kami
gembira, bisa bersama teman teman, itulah intinya.
Ini malam Minggu… tetapi kehebohan Saturday night tak benar benar terasa di
Saigon… jalan jalan tetap sepi, toko toko sudah banyak yang tutup. Bandingkan di Jakarta…. Jam sebelas sih jalanan
masih macet, jalan terang benderang dan beberapa mall dan department store
malah ramai dengan program Midnite Sale! Mungkin juga, jalanan yang kami lalui
bukan area night activities.
Guide kami mengantar ke kawasan pertokoan yang
kebanyakan dikelola warga Muslim termasuk warga Malaysia. Maka kamipun mulai
menikmati kopi ala Vietnam serta hidangan pho
itu. Persis duduk duduk di emperan tokonya. Lumayan enak, tentu saja karena
obrolan kami juga menyenangkan. Pho ternyata seperti soto ayam, hangat dan
gurih. Disajikan dalam mangkok berkuah bening dan banyak. Menurut teman, ada
juga yang menggunakan daging babi, jadi bukan ayam saja. Ya soto lah kalo gitu.
Dengan berhasil mencicipi makanan itu, saya dan teman teman ini sudah boleh
mentahbiskan diri pernah ke Vietnam! Ha
ha ha….
Tapi….saya masih juga penasaran… bagaimana ya
rasanya duduk duduk di café pinggir jalan itu, pagi hari sebelum memulai aktivitas
kerja kantor, minum kopi hangat dan roti Perancis. Kursi plastic putih
sederhana, obrolan ringan, jalanan tak berdebu dan tak terlalu ramai. Apakah
sama dengan duduk di belakang rumahku, minum kopi hangat pagi hari sebelum
berangkat ke kampus. Tapi kan minumnya sendirian!!! Ya nggak sama lah.
Hanoi |
Saigon/Ho Chi Minh City |
Saigon/Ho Chi Minh City |
Depok, Februari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar